Beritasulsel.com – Proyek Penyediaan Air Minum Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dibangun di Desa Topanda, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, kembali mendapat sorotan warga.
Warga menduga proyek yang menelan anggaran lebih 200 juta rupiah itu, dikerja asal asalan. Pasalnya menurut warga, besi yang digunakan pada proyek tersebut sangat kecil sedang proyek tersebut adalah penampung air minum yang berskala besar.
Untuk itu, warga minta agar pihak berwenang dan DPRD yang membidangi persoalan tersebut turun melihat dan mengontrol karena bila tidak, maka kemungkinan pembangunan Pamsimas tersebut sia sia saja.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak akan bertahan lama pak, karena besinya, besi kecil kecil yang dipakai kemudian jarak besinya renggang sekali sepertinya dikerja begitu begitu saja, asal jadi. Saya minta dan saya berharap kepada DPRD yang membindangi ini tolong cek itu jangan sampai hanya menghambur hambur anggaran saja asas manfaatnya tidak ada,” ucap Aspar warga setempat kepada media ini, Minggu (3/11/2019).
“Dan kepada BPD tolong awasi setiap proyek yang berjalan di Desa Topanda jangan jadi penonton atau menjadi salah satu pemain, kami selaku warga menuntut kinerja kalian dalam memajukan pembangunan di desa Topanda,” harap Aspar.
Andi Bidin selaku pelaksana yang dikonfirmasi mengatakan bahwa besi yang digunakan pada proyek tersebut sudah sesuai. “Sudah sesuai pak, tapi soal rincian detailnya nanti saya infokan saya lihat dulu karena saya tidak bisa hafal satu persatu,” ucap Andi Bidin yang dikonfirmasi melalui sambungan telpon selulernya.
Diberitakan sebelumnya, warga setempat yang minta namanya tidak di mediakan juga menyoroti papan bicara pada proyek tersebut. Dimana pelaksana proyek tidak memasang papan bicara sehingga warga menduga hal itu disengaja untuk mengelabui warga dan pekerja soal anggaran yang digunakan.
Andi Bidin yang dikonfirmasi mengatakan bahwa anggaran yang digunakan pada proyek tersebut hanya Rp.100 juta lebih. Dan terkait papan bicara, ia mengaku belum menerima anggaran sehingga papan bicara belum dibuat dan belum dipasang.
Dari penelusuran media ini, sehari setelah dikonfirmasi dan diberitakan, papan bicara akhirnya terpasang dan dalam papan proyek tersebut tertera anggaran yang digunakan sebanyak Rp.200 juta lebih.
(Parawansah)