Beritasulsel.com – Berita yang dirilis media ini sebelumnya dengan judul “Petani di Bontomanai Dipaksa Beli Pupuk Non Subsidi Rp10 Ribu Per Kilo” mendapat tanggapan serius dari Mahasiswa.
Salah satunya adalah Ardianto Sudrah, Ketua Komisariat STMIK Bina Adinata Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bulukumba. Dia berharap agar Bupati Bulukumba Andi Sukri Andi Sappewali menindak tegas oknum pengecer tersebut.
“Karena kalau tidak, maka hal ini akan memunculkan persepsi negatif dikalangan petani di Desa Bontomanai dan petani di desa-desa lain,” ucap Ardianto kepada beritasulsel.com, Selasa (3/11/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Petani akan menganggap Bupati Bulukumba yang akan segera berakhir masa jabatannya tidak lagi memikirkan nasib warganya. Petani juga akan menganggap pengecer berani memaksa petani membeli pupuk non subsidi di atas harga HET karena tidak mungkin ditindak,” terang Ardianto.
Hal yang sama dikemukakan oleh Panji, Kader Gerakan Aktifis Mahasiswa (GAM) ini berharap agar Bupati Bulukumba menindak tegas oknum pengecer pupuk tersebut karena telah melukai hati para petani.
“Saya bisa merasakan betapa sakitnya hati para petani karena orangtua saya juga petani, untuk itu saya berharap agar bupati menikndak tegas oknum pengecer tersebut jangan menunggu ada aksi dari mahasiwa baru bertindak,” harap Panji.
Diberitakan sebelumnya, para petani di Desa Bontomanai merasa resah lantaran oknum pengecer pupuk mewajibkan para petani membeli pupuk non subsidi setiap kali petani membeli pupuk bersubsidi.
Harganya pun tak tanggung tanggung yakni 10 ribu rupiah per kilo atau 500 ribu rupiah per sak.
Berikut ini beritanya: Petani di Bontomanai dipaksa beli pupuk non subsidi Rp10 ribu per kilo
Petani berharap oknum tersebut dicabut izinnya agar hal serupa tidak terjadi lagi.
Petani di Bontomanai dipaksa beli pupuk
Laporan: Heri Siswanto