Petani di Bontomanai Dipaksa Beli Pupuk Non Subsidi Rp10 Ribu per Kilo

- Redaksi

Kamis, 29 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (net)

Ilustrasi (net)

Beritasulsel.com – Petani di Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, mengeluh lantaran mengaku dipaksa beli pupuk non subsidi seharga 10 ribu rupiah per kilo atau 500 ribu rupiah per sak.

“Setiap kami beli pupuk subsidi di pengecer atas nama Samsudding Rodda, kami juga diwajibkan beli pupuk non subsidi. Beli satu sak pupuk subsidi, wajib beli 4 kilo pupuk non subsidi seharga 10 ribu perkilo,” ucap salah satu petani di Desa Bontomanai.

“Jadi kalau kami beli 10 sak pupuk subsidi, berarti harus juga beli 40 kilo non subsidi. Kalau tidak beli non subsidi, pupuk subsidi tidak diberikan juga makanya mau tak mau harus beli non subsidi. Artinya, kami (petani) ini dipaksa,” sambung sumber yang minta nama tidak diberitakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bukan hanya saya, bahkan ratusan petani di Desa Bontomanai mengalami hal yang sama, bisa ditanya petani yang lain pak. Petani yang di Borong Dasi, di Bonto Rita, di Ulu Galung, Lambara, Kapofa, pokoknya banyak sekali pak dan bukan hanya musim panen ini tapi sudah sering kali begitu,” pungkas sumber.

Petani yang berada di Borong Dasi, di Lambara dan di Bonto Rita yang dikonfirmasi membenarkan hal itu. “Iya pak memang begitu, kami dipaksa beli pupuk non subsidi 10 ribu per kilo bila mau beli pupuk subsidi. Dipaksa namanya itu karena kalau kami tidak mau, maka pupuk subsidi juga tidak diberikan,” ucap para sumber.

Samsudding Rodda yang dikonfirmasi melalui telpon genggamnya pada hari Rabu (28/10/2020), mengatakan bahwa hal itu untuk memenuhi suatu takaran. Tapi ia tidak menjelaskan takaran apa yang ia maksud.

“Iya (betul), tapi itu ada cetakan yang harus dipenuhi. Kalau ambil (beli) satu sak (subsidi), kita kasi 4 kilo non subsidi supaya mencukupi itu ukuran. Karena kalau tidak begitu, tidak cukup itu ukuran (takaran),” ucap Samsudding

“Selain itu, kita ini merasa kasihan sama petani karena kalau petani beli pupuk di luar (luar kabupaten) harganya 200 ribu per sak sedangkan ini pupuk non subsidi harganya hanya 270 ribu per saknya,” imbuh dia.

Samsudding menyebut bahwa dirinya juga diharuskan beli pupuk non subsidi bila ingin menebus pupuk subsidi, namun dia tidak menjelaskan siapa yang mengharuskan dirinya membeli pupuk non subsidi. “Kita ini pengecer diharuskan juga beli pupuk non subsidi apabila kita menebus,” jelasnya.

Kandungan pupuk non subsidi kata Samsudding, berbeda dengan kandungan pupuk bersubsidi sehingga banyak petani yang lebih memilih membeli pupuk non subsidi.

“Awalnya kita hanya suruh petani mencoba pupuk non subsidi dan setelah mencoba dan ternyata bagus maka banyak petani yang memilih membeli pupuk non subsidi. Kandungan non subsidi lebih bagus karena mengandung pupuk daun dan buah,” tandasnya.

Kasi Alsintan dan Pupuk Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, Mappaenre yang dikonfirmasi mengatakan bahwa saat pupuk di Bulukumba langka, masyarakat memang diimbau menggunakan pupuk non subsidi di samping menggunakan bersubsidi.

“Tapi imbauan itu hanya untuk menggerakkan perekonomian waktu langka pupuk supaya semua mendapat. Tapi sekarang tidak langka pupuk, karena ada tambahan lebih 5000 lagi bahkan yang 5000 ini tidak bisa kita habisi sampai berakhir tahun ini,” ucap Mappaenre.

“Jadi tidak diwajibkan itu petani beli yang non subsidi hanya diimbau. Kalau yang mau silahkan kalau tidak yah tidak bisa dipaksa, dan imbauan itu hanya disaat langka pupuk. Berarti tidak berlaku sekarang karena pupuk sudah ada tambahan pupuk,” pungkas Mappaenre.

Laporan: Heri Siswanto
Editor: Heri Siswanto.

 

Berita Terkait

Pj Bupati Bantaeng Hadiri High Level Meeting, Andi Abubakar: “Antisipasi Inflasi Jelang Nataru 2025”
Pagelaran Seni KPU Bulukumba Tingkatkan Partisipasi Pemilih, Pjs Bupati Apresiasi
Ruang Inap PKM Herlang Tanpa Ventilasi dan AC Mati, Amin Lahaseng Minta Evaluasi, Begini Tanggapan Kapus
Dema STAI Al Gazali Nilai Ceramah Harifuddin Lewa Provokatif di Bulukumba
Pemilihan Ketua BEM UMB Bukukumba Tuai Sorotan, Riswandi: Tidak Transparan dan Rentan Kecurangan
Pinus Sulsel Dorong Ekologi di Bulukumba, Peluang Desa Dapatkan Tambahan Anggaran
3 Rumah di Bulukumba Terbakar, Pemuda Lumpuh dan Buta Ikut Terpanggang
Viral, Bocah Perempuan Usia 10 Tahun di Bontomanai Bulukumba Dianiaya Paman

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:09

Pj Bupati Bantaeng Hadiri High Level Meeting, Andi Abubakar: “Antisipasi Inflasi Jelang Nataru 2025”

Sabtu, 16 November 2024 - 22:36

Pagelaran Seni KPU Bulukumba Tingkatkan Partisipasi Pemilih, Pjs Bupati Apresiasi

Sabtu, 16 November 2024 - 19:44

Ruang Inap PKM Herlang Tanpa Ventilasi dan AC Mati, Amin Lahaseng Minta Evaluasi, Begini Tanggapan Kapus

Sabtu, 9 November 2024 - 19:08

Dema STAI Al Gazali Nilai Ceramah Harifuddin Lewa Provokatif di Bulukumba

Minggu, 13 Oktober 2024 - 16:24

Pemilihan Ketua BEM UMB Bukukumba Tuai Sorotan, Riswandi: Tidak Transparan dan Rentan Kecurangan

Berita Terbaru