Bulukumba,Beritasulsel.com–Sistem Pemilihan Calon Presma dan Calon Wakil Presma Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bulukumba (BEM UMB) tuai sorotan dari mahasiswa. Minggu, (13/10/2024).
Pemilihan calon Ketua BEM UMB itu digelar serentak bersama pemilihan Calon Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (Himaprodi) ilmu Aktuaria dan Peternakan yang rencananya diselenggarakan pada senin 14 oktober 2024 mendatang.
Metode pemilihan tersebut menuai sorotan, pasalnya dalam pemilihan akan digunakan metode elektronik voting (e-voting) menggunakan Sistem Informasi Pemilihan Kampus Inovatif (SIPAKI). Metode itu merupakan program khusus yang dibuat panitia untuk menggantikan kertas suara dalam pemilihan calon Presma BEM UMB dan calon Ketua Himaprodi UMB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu mahasiswa UMB Jurusan Ilmu Aktuaria, Riswandi mengatakan potensi kecurangan rentan terjadi jika menggunakan SIPAKI. Menurutnya sistem tersebut dikontrol penuh oleh panitia, dan menurutnya bisa saja disalahgunakan.
Tidak hanya itu, Riswandi mengatakan tidak ada transparansi dan keamanan data, sistem tersebut katanya juga rawan diretas. “Seharusnya ini momentum wujudkan demokrasi yang baik, namun dengan adanya SIPAKI malah potensi merusak tatanan demokrasi di kampus dengan alasan digitalisasi,” Kata dia.
“Model pemilihan dengan aplikasi SIPAKI dapat memunculkan potensi kecurangan oleh panitia, tidak adanya keterbukaan informasi dan merusak citra demokrasi di dalam kampus,” Tambahnya.
Menurut Riswandi, sebaiknya pemilihan dikembalikan secara manual menggunakan kertas suara, itu katanya, agar tidak memunculkan polemik publik dugaan kecurangan oleh panitia.
“Pemilihan ini harus kembali menggunakan kertas suara agar integritas pemilihan tetap terjaga, panitia sebagai pemegang hak tertinggi pada pemilihan ini tidak boleh ada intervensi dan segera ambil tindakan sebelum masalah semakin besar,” Tegas Riswandi.
Karena hal tersebut, Riswandi menyebut panitia telah menunjukan sikap tidak percaya diri, apalagi kata Riswandi, sebelumnya telah disepakati untuk pemilihan calon Ketua Himaprodi tetap menggunakan sistem manual. Namun, katanya dipertengahan jalan tiba-tiba panitia merubah metode dengan menggunakan SIPAKI.
“Mirisnya untuk pemilihan calon ketua Himaprodi ilmu Aktuaria yang mana daftar pemilihnya hanya 115 orang, tidak mampu disiapkan kertas suara untuk pemilihannya, padahal ini jumlah yang tidak begitu besar,” Beber Riswandi.
Sementara Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) yang dihubungi redaksi beritasulsel.com jaringan beritasatu.com melalui WhatsApp belum memberikan jawaban terkait sorotan tersebut.
Penulis : Hendra Wiranto
Editor : Redaksi