Beritasulsel.com – Pembangunan akses badan jalan stasiun Kereta Api di Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru diduga kuat bermasalah akibat memakai tanah limbah dan tidak sesuai dengan order spesifikasi dan berpotensi merugikan keuangan negara.
Proyek senilai 100 juta lebih ini cukup mendapat perhatian khusus warga sekitar area penimbunan stasiun Kereta Api.
Kemudian tanah limbah buangan dapat di ambil disejumlah lokasi paket pembangunan badan jalan rel kereta api seperti di paket 2, bahkan kendaraan yang mengangkut limbah tersebut dibayar senilai 25 ribu peretase.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Masse (38) Salah seorang sopir angkutan penimbunan ditemui disekitar area lokasi penimbunan mengatakan bahwa dirinya cuma membongkar timbunan.
“Saya cuma sopir pak, disuruh bongkar muatan di sini, jadi kami bongkar saja pak, untuk lebih jelasnya silahkan tanya pak Kusmin dan Pak Farid selaku pelaksana kegiatan”, ungkap Masse.
Kusmin selaku Pelaksana Kegiatan ditemui via whatsapp (11 /4) tidak menampik proses penimbunan tersebut.
“Kalo proses penimbunan silahkan hubungi parner saya Andi Farid sebab dia yang langsung dilapangan melakukan penimbunan”, terang Kusmin.
Sementara itu Andi Farid dihubungi secara terpisah via telepon juga membenarkan kegiatan tersebut.
“Maaf saya masih di kantor saya akan hubungi kembali”, kata Andi Farid yang juga pegawai Bank Rakyat Indonesia Cabang Barru. (RIL/BSS)