Makassar – Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Agus Salim S.H., M.H didampingi Wakajati Sulsel Teuku Rahman S.H., M.H dan Asisten Tindak Pidana Umum Rizal Syah Nyaman S.H melakukan ekspose perkara dari Kejari Makassar untuk diselesaikan dengan Keadilan Restoratif atau RJ di Aula Lantai 2 Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Selasa, (18 Februari 2025).
Ekspose RJ ini juga diikuti Kajari Makassar Nauli Rahim Siregar S.H bersama Kasi Pidum, Jaksa Fasilotator dan Calon Jaksa pada Kejaksaan Negeri Makassar secara virtual lewat aplikasi zoom meeting.
Kejari Makassar mengajukan RJ atas nama Tersangka (MIS) alias (IK) 23 tahun yang melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP (kasus penganiayaan) terhadap juniornya di Fakultas Teknik salah satu kampus swasta di Makassar, (AF) 20 tahun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kronologi kejadian:
Perkara penganiayaan terjadi pada Kamis (3 Oktober 2024) di Wisma HMI Cabang Makassar di Jalan Bontolempangan, Kota Makassar.
Berawal saat Korban (AF) bersama beberapa temannya mengikuti Basic Training HMI di Wisma HMI Cabang Makassar.
Kemudian datang Tersangka yang merupakan kakak tingkat Korban sekaligus Ketua Himpunan Mahasiswa jurusan Arsitektur dan bertanya siapa yang memberi izin Korban mengikuti basic training HMI dan tidak bergabung ke Himpunan Mahasiswa Arsitek.
Korban lantas memberikan jawaban sambil sedikit tertawa yang membuat Tersangka tersinggung dan langsung menampar muka Korban.
Berdasarkan hasil visum di RS Stella Maris, Korban mengalami bengkak di pipi kanan dan ada nyeri tekan.
Latar belakang Tersangka:
Diketahui Tersangka merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini Tersangka masih berstatus Mahasiswa aktif semester 7 di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Makassar.
Keadilan Restoratif:
Perkara penganiayaan diusulkan penyelesaian lewat Keadilan Restoratif dengan beberapa alasan.
Pertama, Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana dan diancam dengan pidana penjara dibawah 5 tahun.
Kedua, luka yang dialami Korban sudah sembuh dan tidak berbekas.
Ketiga, ada kesepakatan perdamaian antara kedua pihak dan direspons positif masyarakat.
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan:
Kajati Sulsel, Agus Salim berharap kasus penganiayaan senior terhadap junior ini jadi pembelajaran di dunia akademik. Terutama di kegiatan kemahasiswaan, baik di organisasi internal dan eksternal kampus.
“Atas nama pimpinan, kami menyetujui perkara penganiayaan yang diajukan Kejaksaan Negeri Makassar diselesaikan dengan RJ. Alasan dan syarat sudah memenuhi Perja nomor 15 tahun 2021,” kata Agus Salim.
Makassar, 18 Februari 2025.
Kepala Seksi Penerangan Hukum
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Soetarmi, S.H., M.H.