Kuasa Hukum korban sangat menyayangkan sikap Kejaksaan Negeri Bantaeng yang sampai saat ini belum melakukan P-21 berkas perkara pengrusakan 2 unit rumah di Jalan Ketela, Kelurahan Tappanjeng, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.
Yudha Jaya SH, selaku Kuasa Hukum korban pengrusakan 2 unit rumah tersebut melalui pesan WhatsApp (Senin, 17 April 2023) kepada media ini mengatakan bahwa Kejari Bantaeng dalam hal ini Jaksa Peneliti terkesan tidak profesional dalam menangani perkara pengrusakan 2 unit rumah di Kelurahan Tappanjeng tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Berkas kasus pengrusakan rumah itu di P-19 terus, sedangkan unsur kejahatan secara formil dan material itu sudah terpenuhi sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),” kata Yudha.
“Korban dan barang bukti adanya pengrusakan rumah itu sudah jelas. Pelaku juga sudah ditetapkan sebagai Tersangka oleh Penyidik Polres Bantaeng. Artinya, secara formil dan materil semua unsur sudah terpenuhi,” ungkap Yudha Jaya SH, Kuasa Hukum korban.
Dalam pesan WhatsApp tersebut, dijelaskan oleh Kuasa Hukum korban bahwa pada tanggal 18 Desember 2022 lalu, rumah milik Saudara Muis King dan Syamsul telah dirusak oleh inisial ZT bersama beberapa orang lainnya.
“Perihal pengrusakan rumah tersebut sudah dilaporkan oleh pemilik rumah didampingi oleh kami ke polisi di Polres Bantaeng dengan Nomor: LP. B/456/XII/2022/SPKT/RES.BANTAENG dan LP. B/457/XII/2022/SPKT/RES.BANTAENG,” kata Yudha Jaya SH.
“Untuk diketahui, akibat pengrusakan rumah tersebut, klien kami mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah,” ungkap Kuasa Hukum korban.
Yudha Jaya SH menambahkan bahwa perbuatan pelaku adalah suatu Tindak Pidana, karena pelaku telah melakukan pengrusakan secara bersama-sama dimuka umum sehingga korban mengalami kerugian materi puluhan juta rupiah.
“Demi kepastian hukum kasus pengrusakan rumah ini, saya sebagai Kuasa Hukum korban akan menghadap Kejati Sulsel di Makassar dan meminta Jaksa Bidang Pengawasan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Komisi Kejaksaan di Jakarta untuk segera memeriksa Jaksa Peneliti di Kejari Bantaeng yang menurut saya terkesan tidak profesional dalam memeriksa berkas perkara pengrusakan rumah di Kabupaten Bantaeng,” tegas Yudha Jaya SH.
“Jangan sampai ada main mata dengan pelaku yang sudah berstatus tersangka tersebut,” kata Yudha Jaya SH.
Dihubungi via WhatsApp, Kasi Pidum Kejari Bantaeng, A. Thirta SH mengatakan bahwa perkara kasus pengrusakan rumah tersebut, telah ditangani oleh Jaksa Peneliti tahap I yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2023.
“Setelah dilakukan penelitian, ternyata hasil penyidikan dinyatakan belum lengkap. Sehingga diterbitkan dengan materi petunjuk yang pada pokoknya karena masih minimnya alat bukti. Maka Penyidik Polres Bantaeng dapat mencari saksi serta alat bukti yang lainnya untuk membuktikan kebenaran materil tindak pidana yang dipersangkakan terhadap tersangka sebagaimana pada P-19,” kata Jaksa Thirta.
“Dikarenakan berkas tidak kembali ke Kejari Bantaeng setelah 14 (empat belas) hari, maka diterbitkanlah P-20 pada tanggal 16 Maret 2023 perihal pemberitahuan bahwa waktu penyidikan tambahan sudah habis,” jelas A. Thirta SH, Kasi Pidum Kejari Bantaeng.
A. Thirta SH menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Maret 2023, Penyidik Polres Bantaeng mengirimkan kembali berkas perkara tersebut ke Kejaksaan Negeri Bantaeng, kemudian setelah dilakukan penelitian kembali terhadap berkas perkara tersebut, Jaksa Peneliti menyatakan bahwa terdapat petunjuk Jaksa Penuntut Umum yang belum dipenuhi oleh Penyidik Polres Bantaeng.
Sehingga melalui Berita Acara Koordinasi dan Konsultasi antara Penyidik dan Penuntut Umum tertanggal 28 Maret 2023, berkas tersebut dikembalikan lagi kepada Penyidik Polres Bantaeng untuk dilengkapi.
“Hingga saat ini (Selasa, 18 April 2023), Penyidik Polres Bantaeng belum mengirim kembali berkas perkara yang dimaksud,” kata A. Thirta SH.