Wajo, Sulsel – Meski telah melewati beberapa tahapan sosialisasi, rencana rehabilitasi lahan yang akan dilakukan oleh PT. Vale di dalam areal Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Walannae di desa Awo, Kecamatan Keera, hingga saat ini belum menemui titik terang.
Kepada Wartawan, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit 12 Walannae, Muhammad Junan membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Kabupaten Wajo mendapatkan alokasi rehabilitasi hutan dan lahan seluas 750 Ha melalui dana CSR PT. Vale. Namun hingga saat ini program tersebut belum menemui titik terang karena menuai penolakan dari masyarakat yang bermukim di areal hutan lindung.
Padahal lanjut Junan, tujuan dari program rehabilitasi hutan dan lahan di wilayah ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan hutan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Program rehabilitasi lahan kritis ini, disamping untuk melestarikan hutan, juga untuk mensejahterakan masyarakat dengan membuka lapangan kerja. Masyarakat akan kita berdayakan dalam program ini,” jelasnya.
Saat ini, kawasan hutan lindung di Kabupaten Wajo hanya tersisa 15 ribu Ha, 6 persen dari luas Kabupaten Wajo.
“Harusnya, luas kawasan hutan lindung di Wajo, 30 persen dari luas Kabupaten Wajo,” ujarnya.
Junan menyayangkan jika program ini terus menuai penolakan dan harus pindah ke daerah lain, apalagi jika hanya karena tidak lengkapnya informasi yang diterima oleh masyarakat.
Junan sesalkan jika, program rehabilitasi lahan ini, harus pindah ke daerah lain hanya karena penolakan dari masyarakat akibat tidak jelasnya informasi dari manfaat rehabilitasi lahan ini.
“Sungguh sangat disayangkan jika program ini terus ditolak dan dipindahkan ke daerah lain. Yang rugi adalah masyarakat kabupaten Wajo sendiri,” ujarnya.
Terkait masalah ini, Bupati Wajo H. Amran Mahmud berharap agar program ini bisa di terima masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Awo dan Kabupaten Wajo secara umum.
“Bisa dibayangkan jika dana 27 Miliar yang masuk dari program ini bergulir dari kantong ke kantong masyarakat desa Awo. Tentunya akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa,” ujarnya.(ED)