Bone – Dulu, Mulutmu Harimaumu. Kini, Jemarimu Harimaumu. Mulutmu Harimaumu adalah sebuah ungkapan yang digunakan orang orang terdahulu untuk mengajarkan anaknya berbudi pekerti yang baik terhadap sesama, karena bila mulut tidak dijaga dan sembarang berucap hingga melukai hati orang bisa-bisa mulut pembawa petaka.
Seiring berkembangnya jaman, pepatah itu kini beralih menjadi “Jemarimu Harimaumu” karena dengan jemari yang tidak terkontrol, seseorang bisa berurusan dengan Polisi bahkan berakhior dengan pidana.
Seperti yang terjadi di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, seorang pria terpaksa berurusan dengan Polisi setelah pria tersebut menulis sesuatu di media sosial facebook yang diduga menghina aparat kepolisian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pria tersebut diketahui bernama Muhajrin Nurdin warga Desa Tellu Boccoe, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Dharma Praditya Negara kepada wartawan membenarkan informasi tersebut.
Dharma mengatakan, akun facebook milik Muhajirin bernama Fajrin Andi Ziarah. Akun itulah yang digunakan Muhajirin menghina polisi.
“Tai***o mentong itu polantasnya bone…..!! Polisi miskin polisinya bone…parah nda cukupki gajinya kasih hidupki keluarganya kasian,” demikian yang ditulis Muhajirin mengomentari status di facebook.
“Status itu mengundang kontroversi. Setelah dilaporkan oleh personel, ia (Muhajirin) akhirnya harus menjalani proses hukum,” kata Dharma, Jumat (14/9/2018)
Akibat ulahnya, Muhajirin terancam mendekam dibalik jeruji besi selama satu tahun enam bulan.