Parepare, Sulsel – Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DPPKB) menggelar Orientasi Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) Bagi Remaja Tingkat Kota Parepare Tahun 2021 yang berlangsung di Ruang Meeting, Hotel Pare Beach, Parepare, Jumat, 15 Oktober 2021.
Orientasi diikuti oleh Forum Generasi Berencana (Genre) Parepare, komunitas remaja, dan sejumlah organisasi kepemudaan dengan beberapa narasumber kompeten. Di antaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Parepare, Dr H Abdul Gaffar, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Parepare dr Zulfdayanty AS, Plh Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Parepare Drs Marjamin.
Kepala Dinas PPKB Parepare, Dr Hj Halwatia yang membuka orientasi mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan edukasi kepada remaja tentang pendewasaan usia perkawinan. Itu agar mereka mampu melangsungkan perencanaan jenjang pendidikan, berkarier dalam pekerjaan, sampai menikah sesuai siklus kesehatan reproduksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Halwatia mengingatkan, ada tiga hal yang perlu diketahui oleh remaja. Ketiga hal itu adalah seks pranikah, pernikahan dini, dan narkoba. Dia menegaskan agar seseorang tidak melakukan seks pranikah karena memiliki banyak risiko, seperti terpapar HIV atau penyakit seksual lainnya.
“Sementara pernikahan dini harus dihindari karena dapat berdampak pada kesehatan reproduksi. Selain itu, banyak hal lain yang harus dipersiapkan, seperti mental dan finansial, serta menyamakan visi dan misi,” ingat Halwatia.
Tujuannya, kata dia, agar kelak remaja bisa melewati lima transisi kehidupan dengan baik. Transisi tersebut meliputi melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, dan mempraktikkan hidup sehat.
Halwatia menekankan, keluarga berperan penting dalam mencetak generasi masa depan yang berkualitas dan sangat menentukan kualitas bangsa. Keluarga menjadi lingkungan pertama untuk mengenalkan cinta kasih, agama, moral, budaya, dan sebagainya.
“Kami berharap dengan adanya orientasi ini, para remaja dapat menjadi pelopor pembangunan keluarga yang mampu menjadi contoh sehingga kualitas remaja dapat meningkat dan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga dapat dipahami,” harap Halwatia. (*)