Wajo, Sulsel– Wadjo Foundation bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi menggelar talk show
dengan tema “Mengangkat Tenun Tradisional Bugis” yang berlangsung di Rumah Adat La Tenribali, Atakkae, Minggu, 28 November 2021.
Hadir dalam talk show ini, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo, Drs. Sudirman Sabang MH, Muh. Mursyidin Arif penggiat kebudayaan yang juga Anggota KPU Kabupaten Wajo, Pengusaha Sutera Kurnia Syam, dan peserta talk show dari pelaku tenun Bugis Tradisional serta dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Sudirman Sabang, persuteraan Wajo masuk dalam kategori 10 Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) yakni manuskrip, bahasa, adat-istiadat, Ritus (komunal dan personal), tradisi lisan, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, permainan rakyat, olahraga tradisional.
“Persuteraan Wajo itu masuk di teknologi tradisional, sehingga perlu terus dijaga dan ditumbuhkembangkan,” jelas Sudirman Sabang.
Ditambahkan, skill tenun tradisional Bugis orang Wajo sudah terkenal di seantero nusantara. Selain karena hasil tenun yang memiliki kualitas tinggi, juga memiliki motif yang khas dan berkarakter seperti motif Fucu’ Rebbung, Fucu’ Garegge, Fucu’ Ongkona Bone, dan ini merupakan kekayaan ini intelektual komunal yang harus dilindungi.
Sudirman Sabang, mengatakan, bakat alami penenun tradisional orang Wajo, sudah pernah diuji. Menurutnya, pernah suatu ketika para penenun dari luar Wajo dikarantina, dalam 15 hari baru bisa menghasilkan 4 meter, mulai dari proses awal sampai hasil akhir.
Sementara penenun tradisional Wajo tanpa dikarantina, tanpa menentukan jadwal, ternyata dapat menyelesaikan melebihi hasil produksi penenun yang dikarantina.
“Perlu ada perlindungan budaya,
tidak hanya regenerasi, tapi perlu ada semacam citra personal, citra profesi, bahwa seorang Pattenung itu adalah profesi yang memiliki tempat terhormat sebagai bagian dari pewaris dan pelestari kebudayaan,” kata Sudirman Sabang.
Muh. Mursyidin Arif, selaku penggiat kebudayaan menyebutkan sebaran penenun tradisional Bugis di Kabupaten Wajo, terdapat di tujuh kecamatan yakni kecamatan Majauleng, Tanasitolo, Penrang, Sajoanging, Pammana, Sabbangparu dan Tempe.
“Pada talkshow ini, ada 100 penenun, di tiga desa dari kecamatan Majauleng, yakni Tosora, Tajo, Tellulimpoe. Banyak dukungan dari pekerja seni, dari sanggar-sanggar seni, orkes toriolo, modern etnik dan talkshow ditampilkan secara virtual,” ujar Mursyidin.
Potensi tenun Bugis Tradisional dapat pula diakes di www.tenunbugisfest.com, dan nantinya akan diadakan festival tahunan yang menjadi event penenun Tradisional Bugis.(prd)