Makassar, Sulsel – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengikuti Webinar Dialog Kebangsaaan: dari Palopo untuk Indonesia Maju, Rabu (2/9/2020).
Webinar yang digelar oleh Milenial Rantau Palopo yang dilakukan melalui virtual aplikasi zoom.
Dalam Dialog virtual melalui zoom ini menghadirkan Keynote Speaker, Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman. Serta dihadiri oleh Walikota Palopo, M. Judas Amir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Webinar yang dipandu moderator oleh Rahmat Al Kafi (Milenial Rantau Palopo/Ketua Umum PB IKAMI Sulsel). Dengan narasumber yakni Wakil Walikota Palopo, Rahmat Masri Bandaso; Ketua Dewan Pembina Yayasan To’Ciung, Mansyur Ramly; Milenial Rantau Palopo/Founder Generasi Literat, Milastri Muzakkar; dan Komunitas Palopo Heritage Society, Zulham Hafid.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, bahwa Presiden RI, Joko Widodo telah mencanangkan Indonesia Maju.
“Dengan menginstruksikan bagaimana reformasi birokrasi itu adalah pangkal dari segalanya untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam sebuah program-program. Sehingga pembebanan kepada negara sebagai pelayan rakyat tidak membebani, sehingga lebih banyak dan jauh lebih terlihat untuk masyarakat,” jelasnya.
Andi Sudirman mengaku, bahwa Pemprov Sulsel selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan hal itu.
“Kami bersama Pemerintah Pusat bergandengan tangan selalu untuk menunggu arahan dan juga bergerak bersama-sama dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi yang dijalankan oleh sebuah desain, bukan aktor,” katanya.
Pada hakikatnya, reformasi birokrasi sebagai upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur.
“Saat ini, kami di Pemprov Sulsel melakukan efektivitas dan efisiensi penganggaran dengan melakukan reformasi di sistem pemprograman di badan perencanaan anggaran,” ujarnya.
Pemprov Sulsel, lanjutnya, telah melakukan perampingan untuk program kegiatan. Yang dari 6 ribu program kegiatan, kini mencapai hanya 2 ribu program kegiatan. Pemprov Sulsel pun berupaya untuk mengurangi hingga 500 Program kegiatan nantinya.
“Yang terjadi, kita bisa meningkatkan nilai infrastruktur. Yang tadinya hanya Rp 200 Miliar, sekarang bisa jadi Rp 1 Triliun di tahun 2020. Perencanaan kami kedepannya Bagaimana program dari 6 ribu, sekarang jadi 2 ribu dan nantinya menjadi 500 program kegiatan,” ungkapnya.
Menurutnya, ini menjadi tantangan bagi Pemprov Sulsel untuk menciptakan program yang efektif dan efisien.
“Sehingga bisa terasa kepada masyarakat. Rumusnya, uang rakyat dititipkan kepada kami sebagai pelayan rakyat dan akan dikembalikan kepada rakyat untuk dinikmati. Maka sudah sepatutnya kami sebagai pelayan rakyat adalah lebih kecil porsinya dan hemat, sehingga porsi untuk masyarakat lebih besar,” terangnya.
Dirinya pun mengakui, bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19, Sulsel memperlihatkan adanya penurunan angka terkonfirmasi (positif).
“Namun kita tetap memperketat protokol kesehatan pada kegiatan apapun. Kami berharap pandemi ini kita sama-sama saling percaya. Bahwa pemerintah mempercayai kepada rakyatnya akan mengikuti instruksi, sementara rakyat mempercayai pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan,” pintanya.
Lanjutnya, “Indonesia maju adalah Indonesia yang lebih efisien dan efektif dalam sebuah program dan bagaimana badan struktur yang lebih efektif dan efisien. Bagaiman kedepan mendongkrak dan mendorong SDM agar lebih kreatif,” pungkaanya.
Pandemi Covid-19, kata dia, menjadi tantangan bersama untuk bertransformasi agar tetap berkarya, bekerja dan bertahan di tengah kondisi ini. (*)