Kasus ini terus berlarut-larut tanpa perkembangan. Pada akhir tahun 2024, H. Nurman kembali menemui Supriadi, yang kini telah menjabat sebagai Kanit Pidum Polres Bulukumba.
Namun, harapan H. Nurman pupus setelah Supriadi menyatakan bahwa pihaknya baru mau mencari kembali berkas kasus tersebut.
“Baru baru ini saya temui kembali pak Supriadi dan katanya dia baru mau mencari kembali berkas kasus itu, jadi saya pulang. Beberapa hari kemudian, saya menghubungi beliau melalui telepon dan pesan WhatsApp, tetapi tidak pernah direspons, mungkin inilah yang dikategorikan percuma lapor polisi,” keluhnya.
ADVERTISEMENT
![](https://beritasulsel.com/wp-content/uploads/2024/05/20240526_220927.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Chat saya tidak dibalas, telepon saya tidak diangkat, padahal bukan hanya satu kali dan bukan hanya satu hari, berkali kali saya chat dan saya telpon, misalnya hari ini tidak dibalas, besoknya saya coba lagi tapi tetap tidak digubris. Bukti pesan dan telpon saya masih tersimpan rapi di HP saya dan ini akan saya jadikan bukti ke Propam Polda Sulsel bila saya melapor,” tegas H. Nurman.
Harapan kepada Kapolda Sulsel
H. Nurman berharap kepada Kapolda Sulsel segera turun tangan mengevaluasi kinerja Unit Pidum Polres Bulukumba agar kasusnya bisa segera diselesaikan.
“Saya hanya ingin keadilan. Pelaku yang jelas-jelas merugikan saya harus ditindak sesuai hukum. Semoga ada perhatian dari Kapolda Sulsel, dan saya berharap Pidum Polres Bulukumba dievaluasi karena ini tentu merugikan masyarakat,” tutupnya.
Pernyataan Kanit Pidum Polres Bulukumba
Kanit Pidum Polres Bulukumba, Bripka Supriadi, yang dikonfirmasi membantah telah membuat kasus tersebut mandek.
Dia mengatakan bahwa yang membuat kasus ini terkatung katung adalah H. Nurman sendiri.
“Dia sendiri yang membuat kasus ini jadi begini (mandek), itu hari saya pernah panggil dia untuk pergi ke rumah terlapor tapi dia berada di Mamuju jadi batal lagi,” ucap Supriadi dikonfirmasi via telpon Sabtu 11 Januari 2025.
Kemudian alasan Supriadi tidak mengangkat telpon saat dihubungi oleh H. Nurman, adalah, sedang diperiksa oleh tim pemeriksa dari Polda Sulsel.
“Ada tim dari Polda Sulsel jadi tidak baik dan tidak sopan mengangkat telpon di depan pimpinan,” dalih Supriadi.
Saat ditanya, mengapa tidak menelpon balik ke H. Nurman atau membalas pesan H. Nurman saat pimpinan sudah kembali, atau sudah tidak di depan pimpinan,? Supriadi mengaku lupa.
“Saya lupa,” pungkas. (***)
[Beritasulsel.com jaringan Beritasatu.com]