Penganiayaan terhadap petugas kepolisian kembali terjadi, kali ini menimpa Brigadir Marwan Hidayahtullah yang berdinas di Polres Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (21/10).
Peristiwa penganiayaan itu bermula disaat pelaku yang mengendarai mobil pikap bernomor polisi BG-9833-BA bernama Arison (44) mendatangi Polres Musi Banyuasin, Arison kemudian meminta izin kepada polisi untuk salat di Masjid Al Muntaha yang berada di dalam Kompleks Mapolres.
Setelah dipersilahkan, Arison kemudian memarkir mobilnya. Namun polisi merasa curiga lantaran setelah 15 menit, Arison tidak kunjung keluar dari mobilnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu petugas jaga pun menghampiri Arison yang masih di dalam mobilnya dan kemudian menanyakan keperluannya. Arison pun menjawab hendak bertemu Kapolres Musi Banyuasin. Sang petugas pun mengatakan bahwa Kapolres sedang tidak ada di tempat sehingga menyuruh Arison untuk pergi.
Ia kemudian pergi, namun selang lima menit, Arison pun mendatangi pos penjagaan dan kembali menanyakan keberadaan Kapolres. Saat itu petugas menegur Arison karena menghentikan mobilnya di sembarang tempat.
Ia kemudian kembali ke kendaraannya. Tak lama kemudian ia kembali turun dari mobilnya dan mengacungkan senjata tajam jenis badik ke petugas.
Petugas kemudian meminta Arison membuang badiknya namun permintaan itu tak dihiraukan. Petugas berupaya merebut dan membekuk pelaku namun Arison melawan.
Salah seorang anggota polisi yakni Brigadir Marwan Hidayatullah terluka akibat sabetan pisau yang dilayangkan pelaku. Tak lama kemudian Arison berhasil diringkus.
Dari hasil pemeriksaan awal, Arison diketahui warga Dusun I, Desa Ulak Paceh Jaya, Kecamatan Lawang Wetan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kabag Ops Polres Musi Banyuasin Komisaris Erwin Saputra Manik mengatakan, pihaknya kesulitan saat meminta keterangan pelaku karena kerap meracau tidak jelas.
“Setiap kami tanya, omongannya enggak nyambung. Akhirnya kami mencari keluarganya dan istrinya pun hadir untuk kami periksa,” ujar Erwin dikutip cnnindonesia
Dari keterangan istri pelaku, Martini (40), seminggu terakhir ini perilaku Arison memang aneh dan terlihat tak waras. Rencananya hari Minggu ini keluarga hendak membawa pelaku untuk diobati ke pengobatan alternatif.
“Kami masih menyelidiki lebih lanjut dan memeriksa apakah pelaku mengalami gangguan jiwa ke RS Bhayangkara Palembang, karena aneh apabila tidak waras masih bisa mengendarai mobil. Apabila terbukti waras, tentu akan kena pidana dan akan diungkap motifnya,” ujar Erwin.