Beritasulsel.com – Hujan lebat yang melanda Kabupaten Sidrap, Sabtu dan Ahad (4 dan 5 Januari 2020) lalu, membuat masyarakat petani di pesisir Danau Sidenreng meliputi Kecamatan Watang Sidenreng, Maritengngae, Tellu Limpoe dan Panca Lautang serta aliran Sungai Rappang meliputi Kecamatan Watang Pulu dan Baranti, resah.
Pasalnya, kondisi seperti itu biasanya akan menenggelamkan ribuan hektar lahan sawah mereka dan bertahan sampai dua minggu. Artinya, pertanaman padi mereka yang saat ini sudah berumur di atas dua bulan akan mengalami gagal panen atau puso.
Namun kenyataannya, banjir yang sempat menenggelamkan ribuan hektar lahan sawah mereka, hanya bertahan sehari dan tentunya tidak sampai merusak pertanaman padi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Muhammad Amin, seorang petani asal Kelurahan Sidenreng Kecamatan Watang Sidenreng yang ditemui pasca banjir, mengaku baru pertama kali menyaksikan hal tersebut.
“Selama mengusahakan pertanian tanaman padi di sekitar Danau Sidenreng, untuk pertama kalinya Saya menyaksikan banjir menenggelamkan pertanian kami hanya bertahan paling lama dua hari dan tentu saja itu berkat Program Serasi yang baru dilaksanakan,” ujar Muhammad Amin.
Hal senada disampaikan Syahruddin, petani asal Manisa Kecamatan Baranti. Menurutnya, banjir di aliran Sungai Rappang biasanya bertahan sampai dua minggu di wilayahnya dan membuat tanaman padinya gagal panen.
“Biasanya kami terpaksa harus melakukan penanaman kembali. Tapi berkat kegiatan Serasi, Alhamdulillah pertanaman kami hanya terendam selama satu hari dan tidak menyebabkan kerusakan,” kata Syahruddin.
Melansir penjelasan tertulis Anggota Tim Teknis Kegiatan Serasi Sidrap, Anju Saleh, SP., M.Si, Kementerian Pertanian RI melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2019 lalu melaksanakan program Optimasi Lahan Rawa mendukung Program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) di Kabupaten Sidrap.
Program ini termasuk prioritas pusat dan telah berhasil menata infrastruktur pengelolaan air pada lahan-lahan sawah di sekitar Danau Sidenreng dan aliran Sungai Rappang.
Dilaksanakan melalui pengerukan atau normalisasi saluran pembuang/drainase sampai tersier, penggalian saluran pompanisasi serta penataan sistem drainase melalui pemasangan gorong-gorong dan pipa drainase.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman didampingi Bupati Sidrap, Dolla Mando, meninjau program ‘Serasi’ di Kelurahan Wattae, Kecamatan Panca Lautang, dan Kelurahan Sidenreng, Kecamatan Watan Sidenreng, Kabupaten Sidrap.
Andi Sudirman mengatakan, operasi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) bersinergi dengan Kementerian Pertanian yang saat ini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Khusus Kabupaten Sidrap, ada sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan yang bisa tercover melalui program ini.
Menurutnya, pengerukan empat sungai besar dan 20 sungai buatan ditarik dari Danau Sidenreng ke persawahan, membuat petani bisa dekat dengan air sehingga mudah dipompa menuju sawah.
“Dulu petani hanya bisa berharap cemas ketika hujan potensi banjir, ketika kemarau kekeringan. Saat ini, saat kekeringan pun air tetap ada dengan sawah dari hasil normalisasi sungai dan sungai buatan, terhubung dengan danau,” ucap Andi Sudirman, Rabu (8/1).
Andi Sudirman berharap agar program ini tetap dilanjutkan, karena manfaatnya bagi petani sangat besar.
Sekedar diketahui bahwa program ini dicanangkan oleh Andi Amran Sulaiman saat menjabat Menteri Pertanian. Salah satu proyeknya adalah di dua danau ini. Hasilnya pun memuaskan, karena setelah selesai hasilnya dinikmati oleh para petani. (RIS/BSS)