Palu – gempa berkekuatan 7,4 skala ritcher yang menghantam Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (29/8/2018) kemarin tidak hanya menelan korban jiwa dan korban luka luka.
Gempa dan tsunami yang dahsyat itu juga dimanfaatkan oleh sejumlah nara pidana binaan lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Palu, untuk kabur.
Hal itu kata Kepala Lapas Palu, Adhi Yan Ricoh, tidak dapat dicegah lantaran petugas lapas yang sangat sedikit serta situasi saat itu sangat gelap dimana semua lampu dalam keadaan mati total.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Apalagi para petugas juga panik dan berusaha menyelamatkan diri sendiri,” kata Adhi, Sabtu (29/9/2018).
Mengenai upaya pencarian, Adhi mengatakan belum berpikir ke arah itu karena semua petugas, termasuk polisi masih sibuk mengurus para korban gempa.
“Jangankan mencari napi yang lari, kondisi yang kami alami ini saja belum sempat dilaporkan ke pusat, karena tidak ada listrik dan tidak ada jaringan telekomunikasi,” Beber Adhi
Ketika ditanya tingkat kerusakan Lapas akibat gempa bumi, Kepala Lapas Palu menyebutkan cukup parah.