(Kandang ayam bantuan)
Beritasulsel.com – Untuk lebih memperbaiki kehidupan masyarakat, pemerintah tak henti hentinya menurunkan bantuan yang tak tanggung tanggung besarnya.
Seperti bantuan yang diberi nama BEKERJA ( Berantas kemiskinan, rakyat sejahtera )
nilainya Rp3,4 Triliun untuk 200.000 Kepala Keluarga (KK) di 10 Provinsi di Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Takalar tak ketinggalan mendapat bagian untuk 2.500 Kepala Keluarga di dua kecamatan masing masing kecamatan Mangarabombang 1.000 Kepala Keluarga dan Kecamatan Polombangkeng Utara 1.500 KK.
Bantuan tersebut sudah diserahkan kementerian pertanian direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan balai besar veteriner Maros di Lapangan Makkatang Karaeng Sibali baru baru ini.
Namun harapan pemerintah untuk menambah pendapatan masyarakat, terasa sulit tercapai. Persoalannya, kata sumber beritasulsel.com, anggaran untuk satu Kepala Keluarga Rp17 juta lebih diduga dikuasai untuk mengeruk keuntungan pribadi oleh pengelola.
Dikatakan sumber bahwa angka yang akan dikeruk pengelola terbilang berlimpa. Alasannya, dari Rp17 juta total anggaran, sampai saat ini baru kandang, pakan dan obat obatan yang ada. Sementara 50 ekor ayam yang dijanjikan hingga kini belum juga muncul.
Menurut sumber bahwa dari Rp17 juta anggarannya, Rp500 ribu khusus untuk pembuatan kandang. Tetapi dari hasil pantauan beritasulsel.com baru baru ini terhadap satu kepala keluarga di kecamatan Mangarabombang, diketahui bahwa yang Rp500 ribu itu bukan diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan hanya material pembuatan kandang.
“Bila dihitung hitung, material yang diberikan untuk pembuatan kandang, hanya berkisar Rp300 ribu padahal dijanjikan Rp500 ribu” sebut sumber yang minta namanya tidak dimediakan.
Irionisnya, setelah kandang selesai berikut pakan dan obat obatan, hingga 3 bulan berlalu, 1 ekor ayam pun tidak muncul, kuat dugaan kalau pihak terkait sengaja mengulur waktu nanti menjelang habis waktu pemeliharaan baru ayamnya dibagi sebagai akal akalan memperkecil biaya pemeliharaan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Kepala bidang peternakan dinas pertanian Takalar, Dodi yang dikonfirmasi melalui WhatsApp nya baru baru, mengakui bahwa ayam belum dibagi tetapi bukan kesalahan pihaknya melainkan penyedia yang ditunjuk pusat. Jadi kelambatan ayam dibagi ke penerima adalah bukan untuk memperkecil belanja pakan.
Saat ditanya terkait material kandang yang dinilai warga tidak lebih dari Rp300 ribu, Dodi tidak menjawab.
Penulis : Maggarisi Saiyye
Editor : Maggarisi Saiyye