Beritasulsel.com — Menempuh jarak berkilo kilo meter dengan berjalan kaki, petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara) 11 di Kampung Boja, Kabupaten Sinjai, digaji 500 hingga 550 ribu rupiah.
Meski begitu, para petugas TPS di daerah yang sangat terpencil di Kabupaten Sinjai itu, tetap semangat menjalankan tugasnya.
Untuk sampai ke daerah itu, para petugas harus menempuh jarak berkilo kilo meter selama dua jam dengan berjalan kaki melewati pematang sawah, sungai dan hutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para petugas tiba di Kampung Boja sehari sebelum pencoblosan Pileg dan Pilpres 2019. Mereka tidur selama 2 malam bersama kotak kotak suara di SDN 45 Jarak Jauh Lempangan Boja yang beralas tanah.
Saat perhitungan suara yang berlangsung hingga malam hari, lokasi Kampung Boja yang sangat terpencil listrik PLN belum mampu menjangkau lokasi itu sehingga proses perhitungan suara menggunakan lampu dari genset.
Penuh perjuangan, tapi inilah tugas negara dan amanah rakyat Boja ada pada kotak suara itu.
“Kami harus berjuang penuh untuk sampai dan menyukseskan Pemilu di kampung ini dan alhamdulillah sukses meski kami harus kedinginan dan badan terasa remuk karena memikul kotak suara pergi dan kembali,” kata Andi Muallim petugas TPS di Kampung Boja, Jumat (19/4/2019).
Petugas Panitia Pemungutan Suara, Syurtinawar, mengungkapkan bahwa para petugas KPPS di kampung Boja memiliki semangat luar biasa.
Mereka hanya digaji Rp 550 ribu untuk ketua KPPS dan Rp 500 ribu untuk anggota.
“Gaji mereka terlalu sedikit dibanding tugasnya dan perjuangan mereka ke Boja tidak mudah karena harus miliki kemampuan fisik,” katanya.
Syurtinawar mengaku pernah bermohon ke PPK di Kecamatan Sinjai Selatan tetapi tetap saja sama dengan gaji petugas yang ada di kota. Dia berharap kedepan jika ada pemilihan harus ditingkatkan nominal jasa petugas di kampung Boja. (Sambar/BSS)