Bulukumba,Beritasulsel.com–Sejumlah pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu (ASATU) kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor inspektorat Kabupaten Bulukumba. Kamis, 24 Maret 2022.
Aksi berjilid tersebut digelar lantaran para pengunjuk rasa menganggap mereka belum menemukan kejelasan terkait polemik program pengadaan website desa tahun anggaran 2019 di kabupaten Bulukumba.
Koordinator aksi, Muhammad Rijal menduga ada kejanggalan dari pihak inspektorat dalam menyelesaikan kasus tersebut, pasalnya mereka telah melakukan aksi berjilid namun pihak inspektorat belum mampu memberikan hasil dari tuntutan para demonstran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hari ini adalah aksi kami yang ke enam kalinya, dan waktu kita aksi pada jilid lima, kami dijanji oleh kepala dinas inspektorat untuk menunggu satu bulan terkait hasil penyelidikan kasus website desa yang bermasalah, tapi sudah lebih satu bulan ini belum juga ada kejelasan dari pihak terkait”,Pungkasnya.
Rijal juga menyampaikan kekesalannya lantaran pada aksinya tersebut kepala inspektorat tidak menemui para demonstran. “Padahal kami hanya ingin mengetahui sejauh mana inspektorat menangani kasus ini”,Ungkap dia.
“Jadi kami anggap inspektorat bulukumba telah mati, karena tidak mampu menyelesaikan kasus yang sudah jelas merugikan negara.”,Tambahnya.
Selain itu ketua ASATU, Tri wahyudi dalam orasinya mengatakan bahwa inspektorat bulukumba telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Dirinya juga menegaskan terkait kasus tesebut, pihaknya akan mendorong ke Bupati Bulukumba untuk mencopot kepala inspektorat.
“Ketika kepala inspektorat tidak lagi mampu menyelesaikan kasus ini maka angkat kaki saja dari jabatannya”,Tegas dia.
Setelah dikonfirmasi Kepala Inspektorat, Taufik mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan, namun dirinya mengaku bahwa dalam proses penyelesaian kasus tersebut tidak sesuai dengan ekspektasinya, Menurutnya para demonstran tersebut mendesak untuk diselesaikan secepat mungkin namun pihaknya membutuhkan waktu dan kecermatan dalam melakukan pemeriksaan.
“yang jelas proses jalan terus meski anggota Tim Pemeriksa saat ini 8 orang sedang mendapat penugasan lain yang sifatnya mendesak diselesaikan dan tidak kalah pentingnya.”,Kata dia.