Parepare, Sulsel – Pasar Induk Beras (PIB) Parepare harus memiliki daya tarik untuk dihidupkan. Perlu dikaji, kenapa pedagang atau produsen beras enggan memasukkan berasnya di PIB, padahal kawasan pergudangan terbesar di Indonesia timur ini sudah dibangun sejak 2018.
Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Pasar Induk Beras Lapadde Parepare di Perum Bulog Parepare, Rabu, 2 Juni 2021.
Rapat dihadiri Pemprov Sulsel, Pemkot Parepare, Bulog, dan Pelindo untuk membahas solusi percepatan optimalisasi PIB Parepare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rapat mengerucut pada butuh kajian regulasi untuk mengoptimalkan PIB Parepare. Namun Pemkot Parepare tidak hanya sekadar menunggu regulasi itu, tapi juga bergerak dengan aksi untuk secepatnya menghidupkan PIB.
“Parepare siap action. Saya minta Dinas Perdagangan Parepare datangi langsung semua pedagang beras di daerah hinterland Parepare. Tanya apa kesulitan dan kendalanya sehingga tidak memasukkan beras di PIB. Kemudian dikomunikasikan dengan Bulog, apakah Bulog bisa siapkan yang diinginkan pedagang,” ungkap Sekda Kota Parepare H Iwan Asaad dalam rapat.
Penekanan Iwan Asaad beralasan. Karena keberadaan PIB di Parepare adalah atas kajian langsung tim dari pusat yang merekomendasikan harus ada Pasar Induk Beras di Indonesia timur, dan Parepare yang ditunjuk menjadi lokasinya. Karena itu, PIB Parepare memang harus dihidupkan.
Kepala Bulog Subdivre Parepare, Asrul Talamma beralasan, PIB Parepare sebenarnya sudah memiliki 51 mitra kerja, namun lamban laun mereka mundur dengan berbagai alasan seperti lokasinya terlalu jauh dan lain-lain. “Kalau ingin mencontoh Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta, memang harus ada penekanan melalui regulasi,” kata Asrul.
Diakui Asrul, PIB Parepare sebenarnya sudah representatif. Memiliki 78 kios, dilengkapi kantor dan musala. Hanya memang dibutuhkan support stakeholder untuk menghidupkan.
Saat ini menurut Asrul, Bulog Parepare surplus beras. Target serapan beras 300 ribu ton, saat ini sudah mencapai 76 persen. Bahkan gudang-gudang beras di Bulog Parepare saat ini semuanya penuh. Stok beras tersedia saat ini 270 ribu ton atau cukup untuk 48 bulan ke depan.
“Hanya saja kami terkendala pada penyaluran beras. Beras yang kami serap ini tidak ada bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk penyalurannya,” terang Asrul.
Perwakilan Pelindo IV Cabang Parepare yang hadir dalam rapat menyatakan siap mensupport PIB Parepare. Bahkan Pelindo Parepare sudah membuka trayek Surabaya, Jakarta, dan Papua untuk mendukung itu.
Meski diakui Pelindo Parepare, bahwa pengiriman beras antar pulau dari Pelabuhan Parepare dalam tiga tahun terakhir menurun. Pengiriman beras ke luar Provinsi Sulsel lebih banyak melalui Pelabuhan Makassar dibanding Parepare. (*)