Beritasulsel.com – Drama batalnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk dijadikan calon wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) setelah diminta bersiap secara resmi untuk dideklarasikan menimbulkan reaksi yang cukup keras dari sebagian masyarakat Madura.
Salah satunya muncul gerakan “Haram Milih Jokowi”.
Beberapa demonstrasi berlangsung di sejumlah wilayah Madura dan Jawa Timur. Sejumlah warga membawa spaduk besar bertulisan “Madura Untuk Indonesia”, “Haram Bagi Orang Madura Memilih Jokowi” di Jembatan Suramadu, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (17/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahfud MD sendiri sudah mengutus asistennya Imam Marsudi untuk menemui aktor-aktornya untuk menghentikan gelindingan gerakan tersebut.
Mahfud menyampaikan pesan agar mereka tidak melakukan demo-demo yang kontra produktif bagi Indonesia sebab dirinya merasa tidak apa-apa.
Tetapi sejumlah tokoh gerakan ini tetap tak terima. Mereka menyatakan, memang boleh jadi Mahfud sendiri tidak apa-apa, tetapi sebagian besar masyarakat Madura justru sangat merasakan apa yang dirasakan Mahfud.
Masyarakat Madura turut sakit hatinya dan kecewa dengan keputusan Jokowi lewat drama yang menimpa tokoh mereka.
Suku Madura adalah suku bangsa terbesar keempat di Indonesia setelah Jawa, Batak, dan Sunda.
Populasinya jika dihitung dengan yang kawin campur antar suku adalah 23 juta, sekitar 9,5 juta berdarah Madura (ayah dan ibu) asli dan sisanya bercampur dengan darah suku-suku lain.
Orang Madura yang tinggal di Madura sebanyak 4,5 juta sedangkan sisanya berdiaspora di pulau-pulau lain terutama di sepanjang Surabaya hingga Banyuwangi.
Orang-orang Madura juga bersebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan, dan pulau-pulau lain di Indonesia. Secara antropologis suku Madura dikenal sangat solider, dekat satu sama lain dalam suasana kekeluargaan, dan kompak untuk saling membela di antara mereka. [nes/Rmol]