Beritasulsel.com – Pembangunan embung yang menelan dana ratusan juta rupiah di Dusun Ganjenge, Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, menjadi sorotan warga.
Pasalnya, embung tersebut menurut para petani setempat hanya pemborosan anggaran lantaran dibangun di hilir bukan di hulu sehingga petani yang berada di hulu dan ingin mengairi sawahnya sangat kerepotan karena embung tersebut berada di hilir.
“Masa airnya mau mengalir ke atas, kan tidak masuk akal. Dimana mana embung itu dibangun dihulu sawah jadi bila musim kemarau tiba, air yang ada dalam embung langsung dialirkan ke sawah dari hulu ke hilir,” ungkap sumber salah satu petani warga dusun Ganjenge yang minta namanya tidak dimediakan, Kamis (20/06/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sumber juga menduga pembangunan Embung tersebut ada permainan antara pengelola dengan dinas terkait untuk mencari keuntungan banyak.
“Ada permainan pengelola ini dengan pemilik lahan sehingga embung dibangun dilokasi yang sebenarnya tidak tepat. Karena pemilik lahan itu keluarga dekat dengan pengelolanya” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanah Harapan, Tahir, yang dimintai tanggapan terkait bangunan embung yang berada diwilayahnya itu, mengatakan tidak tahu menahu soal itu.
“Saya tidak tahu menahu akan dibangun embung dilokasi itu. Nanti setelah ada warga yang ribut soal embung itu, barulah saya diberitahu oleh pengelola. Seharusnya bila pengelola ini tahu sopan santun harusnya pamit dong bahwa akan dibangun embung dilokasi ini,” ungkap Tahir.
Kepala Dinas Pertanian Ir. Harun, yang dikonfirmasi dihari yang sama, langsung menurunkan timnya ke lokasi. Diantara yang hadir, Kepala Bidang Sarana dan Prasana, Suriana S. Ip, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Arnas dan Staf tim PHO.
Kepada media ini, Arnas mengatakan akan terus mengawal sampai betul-betul petani bisa memanfatkan embung tersebut. Selain itu, pihaknya akan berupaya bila mana dimusim kemarau airnya kering, maka akan dilakukan upaya untuk dilakukan penggalian kembali.
“Atau paling tidak ketua kelompok harus menggunakan pompanisasi, karena kegiatan pembangunan swakelola embung sudah satu paket dengan mesin pompanisasi,” katanya. (Tim)