Saksi Kiki Risky Ananda yang dihubungi Terdakwa Wempi Wijaya melalui handphone adalah anak buah Terdakwa Wempi Wijaya yang menjadi “gudang penyimpanan“ narkotika jenis sabu milik Terdakwa Wempi Wijaya untuk menerima, menyerahkan narkotika jenis sabu dan kemudian mengedarkannya di daerah Makassar, dimana saksi Kiki Risky Ananda juga ditugaskan oleh Terdakwa Wempi Wijaya untuk menawarkan untuk dijual atau menjual narkotika jenis sabu sebanyak 5211,2 gram yang merupakan akumulasi sabu yang sebelumnya sudah Terdakwa pesan dari tahun 2019-2022 yang tidak laku dipasaran dan kemudian dikembalikan karena sering dibilang barang rusak yang masih berada di gudang penyimpanan dengan cara Terdakwa menyuruh saksi Kiki Risky Ananda menghubungi nomor 0822-1369-2723, di mana saksi Kiki Risky Ananda lalu menyuruh orang suruhannya lagi yaitu saksi Rulli Winarto untuk melaksanakan perintah Terdakwa Wempi Wijaya untuk menawarkan untuk dijual atau menjual narkotika jenis sabu tersebut di daerah Makassar.
Namun ternyata perbuatan Terdakwa Wempi Wijaya menyuruh saksi Kiki Risky Ananda dan saksi Rulli Winarto untuk menawarkan untuk dijual atau menjual serta menjadi perantara jual beli narkotika jenis sabu telah diketahui oleh pihak kepolisian.
Selanjutnya bertempat di depan Gedung Sekretariat Karang Taruna Provinsi Sulawesi Selatan Jalan. A.P Pettarani No.50 Blok F VII Rw.02 Bua Kana Kecamatan Rappocini, Kota Makassar Sulawesi Selatan, petugas dari Bareskrim Polri lalu menangkap saksi Rully Winarto dan ditemukan tas berwarna hitam bertuliskan BOKAIDL yang didalamnya berisi barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 63 bungkus dengan jumlah total kurang lebih 5,211,2 gram brutto.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil interogasi petugas kepolisian Bareskrim Polri kepada saksi Rully Winarto, diketahui bahwa saksi Rully Winarto diperintahkan untuk bekerja mengantarkan narkotika jenis sabu oleh seorang perempuan yang bernama Kiki Risky Ananda.
Petugas dari Bareskrim Polri segera melakukan pencarian dan berhasil menangkap saksi Kiki Risky Ananda di Pasar Minasa Maupa Sungguminasa Tompobalang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Setelah Terdakwa mengetahui kalau orang suruhan dari Kiki Risky Ananda yang bernama Rully Winarto ditangkap oleh saksi Yudhi bersama dengan timnya dan juga mendengar kabar bahwa saksi Kiki Risky Ananda juga telah ditangkap pada hari Sabtu 4 Februari 2023, Terdakwa Wempi Wijaya langsung memutus komunikasi dengan saksi Yudhi dan tidak berhubungan lagi karena merasa dikhianati.
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor 0682/NNF2023 tanggal 17 Februari 2023 yang ditandatangani oleh Dra.Fitryana Hawa (Kepala Sub Bidang Narkoba Forensik pada Pusat Laboratorium Forensik) dan Sandhy Santosa, S.FarmApt (Kaur Sub Bidang Baya Bidang Narkoba Forensik pada Pusat Laboratorium Forensik) terhadap barang bukti yang disita dari saksi Rulli Winarto, saksi Kiki Risky Ananda adalah benar mengandung metamfetamina terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 lampiran Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Selanjutnya tepat pada hari Senin 21 Agustus 2023 sekitar pukul 19.45 Wib bertempat di Saphire Precious (CIP Lounge) Terminal 1B Kedatangan International Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten, Terdakwa Wempi Wijaya telah ditangkap oleh petugas dari Bareskrim Polri sebagai orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus tindak pidana narkotika yang dilakukannya bersama dengan saksi Kiki Resky Ananda, Rully Winarto dan saksi Imran bin Mansyur serta saksi Andi Arianto (masing-masing telah dilakukan penuntutan dalam berkas perkara terpisah di Pengadilan Negeri Makassar dan Pengadilan Negeri Parepare).
Terdakwa Wempi Wijaya telah melakukan permufakatan jahat bersama-sama dengan saksi Kiki Risky Ananda dan Rully Winarto untuk menerima, menjadi perantara jual beli atau menyerahkan narkotika jenis sabu sebanyak 5.211,2 gram brutto di daerah Makassar.
Dalam dakwaan JPU, Terdakwa Wempi Wijaya juga disebut telah melakukan permufakatan jahat bersama-sama dengan saksi Imran bin Mansyur dan saksi Andi Arianto untuk menerima, menjadi perantara jual beli, menyerahkan narkotika jenis sabu sebanyak 14.187 gram di daerah Parepare.
Perbuatan Terdakwa yang telah melakukan permufakatan jahat bersama-sama dengan saksi Kiki Risky Ananda, saksi Rully Winarto, saksi Imran bin Mansyur dan saksi Andi Arianto dengan menawarkan untuk dijual, memberi, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 gram tidak memiliki izin dari instansi yang berwenang dalam hal ini Departemen Kesehatan RI. (***)