Parepare, Sulsel – Memasuki musim hujan, Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe menginstruksikan seluruh perangkatnya terkhusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk siaga bencana 24 jam.
Kepala Pelaksana BPBD Parepare Rusli memperkirakan fenomena La Nina di Indonesia diperkirakan berlangsung hingga Maret 2021.
Rusli mengungkapkan, ciri-ciri fenomena La Nina merupakan fenomena iklim global ditandai dengan adanya anomali suhu muka air laut di Samudra Pasifik, sehingga berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Informasi terakhir yang kami dapat fenoema La Nia sudah melintas di Parepare sampai tiga hari ke depan karena arah angin ini sudah masuk ke Parepare. Jadi sesuai instruksi Pak Wali (Taufan Pawe) kita harus siaga 24 jam,” ungkap Rusli, Sabtu, 18 Desember 2020.
Dia menekankan, saat ini seluruh personel gabungan TNI-Polri terus siaga untuk tanggap darurat bencana alam. Dia juga berharap masyarakat sesegara mungkin melaporkan ke Posko Terpadu Call Centre 112 jika mengetahui terjadinya cuaca ekstrem yang bisa berakibat fatal.
“Selain kita menunggu laporan warga, kita juga intens bersama personel gabungan untuk patroli di wilayah-wilayah yang memang rawan terjadi bencana alam,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Damkar Parepare, Rasdi Adam mengatakan, personel gabungan tanggap bencana telah menangani wilayah banjir di Kecamatan Bacukiki Barat. Selain itu, personelnya juga telah menangani pohon tumbang yang saat ini rawan terjadi.
“Kita juga tadi menangani pohon tumbang di wilayah Lapadde dan Soreang. Intinya kita maksimalkan penanganan bencana alam. Seluruh operasional seperti mobil rescue, Dalmas, perahu karet dan alat pendukung lainnya kita kerahkan semua,” beber Rasdi.
Sebelumnya Wali Kota Parepare, Taufan Pawe telah memimpin Apel Kesiapan Personel dan Peralatan menghadapi bencana bersama unsur Forkopimda.
“Apel ini wujud tanggung jawab dan solidaritas antar institusi untuk mengantisipasi bencana alam. Pelaksanaan apel ini dapat membawa dampak positif dan situasi aman terkendali sekaligus memberikan rasa aman, nyaman, dan tertib kepada seluruh masyarakat Kota Parepare,” ingat TP, singkatan nama Wali Kota dua periode ini.
Taufan Pawe juga mengatakan pentingnya sinergitas seluruh stakeholder dalam penanganan bencana maupun mitigasinya. Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tanggap darurat, sinergitas Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI-Polri, SAR dan lainnya, bahwa setiap ada bencana tidak boleh berjalan sendiri-sendiri.
“Kondisi kebencanaan di Kota Parepare yang berisiko tinggi terjadinya bencana seperti angin kencang, banjir, tanah longsor sehingga diperlukan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh,” tandas Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini. (*)