Beritasulsel.com — Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah kota/kabupaten di Papua hingga Minggu siang (17/03/2019), capai 68 orang.
Dari jumlah 68 orang itu, 61 meninggal akibat banjir yang terjadi pada hari Sabtu (16/03), 7 meninggal akibat tertimbun tanah longsor yang terjadi di Bukit Ampera, Kota Jayapura pada Minggu (17/03) dinihari.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan pihaknya sedang mengindentifikasi 61 jenazah korban banjir bandang yang telah dipindahkan ke RS Bhayangkara di Kota Jayapura.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari 61 jenazah itu, 17 diantaranya telah teridentifikasi, dan sejumlah 15 jenazah telah diambil keluarga korban,” ujar Kamal di Jayapura, Minggu (17/03/2019).
Kamal memperkirakan proses identifikasi terhadap 44 jenazah lainnya akan rampung pada Minggu malam. “Kemungkinan nanti malam seluruh jenazah sudah kami identifikasi,” ujarnya.
Selain menimbulkan banjir bandang yang menerjang sejumlah kelurahan dan kampung di Kabupaten Jayapura, hujan ekstrem yang turun sepanjang Sabtu malam juga menyebabkan tanah longsor yang menimbun sejumlah rumah warga di Bukit Ampera, Kota Jayapura. Longsor itu juga menyebabkan lima warga lainnya terluka, dan merusak sejumlah rumah.
Kamal menjelaskan tujuh jenazah korban tanah longsor telah teridentifikasi. “Jenazah seluruh korban tanah longsor itu sudah diambil keluarga, dan sudah dimakamkan pada Minggu siang,” kata Kamal.
Sedikitnya 4.150 warga dari sejumlah kelurahan dan kampung di Kabupaten Jayapura mengungsi karena banjir bandang itu. Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw saat dihubungi jubi menyatakan hingga pukul 14.28 WP menyebutkan jumlah pengungsi telah mencapai 4.150 jiwa.
Para pengungsi tersebar di sejumlah lokasi, antara lain di komplek perumahan Gajah Mada (1.450 orang), rumah jabatan Bupati Jayapura (1.000 orang), Komplek BTN Bintang Timur (600 orang), HIS (400 orang), SIL (300 orang), dan Doyo (200 orang).
“Pengungsi sudah mencapai 4.150 jiwa. Kami membutuhkan bantuan darurat dari semua pihak untuk menangani para pengungsi itu. Saat ini, pos komando utama penanganan pengungsi ada di Gunung Merah Sentani,” kata Awoitauw. [jubi]