Beritasulsel.com – Pembangunan Rehab Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Wilayah III Provinsi Sulawesi Selatan, yang dibangun di Dusun Ganjengge, Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, disorot warga.
Pasalnya, proyek tersebut dibangun tanpa papan bicara. Warga menduga ada permainan dibalik pekerjaan tersebut sehingga tidak terpasang papan bicara.
“Dimana mana yang namanya proyek, jangankan miliaran, proyek yang anggarannya ratusan juta saja, pasti ada papan bicara yang menjelaskan berapa dana, berapa volume dan sebagainya, tapi yang ini kenapa tidak ada, barangkali proyek siluman,” ucap warga kepada media ini, Kamis (27/06/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasan selaku Kepala UPT Dinas terkait yang dikonfirmasi media ini, membenarkan tidak adanya papan bicara pada proyek tersebut. Bahkan kata Hasan proyek sebelum sebelumnya juga tidak terpasang papan bicara hingga proyeknya selesai.
Kendati demikian, Hasan mengatakan jauh sebelumnya pernah ia tegur pelaksana proyek itu agar memasang papan bicara. Namun hingga detik ini pengelola tidak mengindahkan hal itu.
“Sudah kita pesan kepada pengelola (agar pasang papan bicara_red) tapi tetap saja begitu (tidak dipasang_red),” kata Hasan menjelaskan.
Sementara itu, ketua Forum Pembela Keadilan Kabupaten Bulukumba, Andi Burhanuddin atau yang karib disapa Andi Bur, mengecam keras pengelola proyek tersebut.
“Wah tidak benar pengelola kalau begitu, tidak boleh tidak pasang papan bicara, karena semua anggaran Negara, baik bersumber dari APBD atau APBN, harus dikelola secara transparans,” jelas Andi Bur.
Ia minta kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulsel agar turun ke lokasi melihat kelakuan para anggotanya yang membiarkan proyek seperti itu dikerja tidak transparan.
“Kecuali jika Kepala Dinas juga ikut bermain yah bisa saja dia tidak tindaki. Tapi saya berharap tolong tindaki proyek proyek yang seperti ini bekerja tidak transparan,” tegas Andi Bur.
Sementara itu, pengelola proyek tersebut yang dikabarkan berasal dari Bantaeng, hingga berita ini diterbitkan belum berhasil dimintai konfirmasi. (Tim)