Makassar, Sulsel – Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof. Dr. H. Hambali Thalib, S.H., M.H kagum atas orasi ilmiah yang dibawakan oleh Wali Kota Parepare, Taufan Pawe.
Hal itu ia ungkapkan usai menghadiri Milad ke- 50 FH UMI yang berlangsung di Aula Hijadz FH UMI, Makassar. Selasa, 4/1/2022.
Menurut Prof. Hambali, Wali Kota Parepare dua periode itu merupakan sosok pekerja keras dan memiliki komitmen yang kuat dalam membangun Kota Parepare. Ia pun mengatakan bahwa saat ini sosok Taufan Pawe menjadi buah bibir dikalangan akademisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentu kalau kita lihat keberhasilan beliau dari periode pertama kemudian periode kedua bukan hanya fisik yang dilihat di Parepare, tapi juga dengan penghargaan sebagai prasyarat bukti bahwa mereka berhasil,” ucap Prof Hambali Thalib.
Prof Hambali Thalib mengaku, sangat mengetahui betul bagaimana track record dari seorang TP. Mulai dari menjadi seorang mahasiswa di Fakultas Hukum UMI, laywer sampai menjadi orang nomor satu di Kota Parepare.
Keberhasilan TP saat menjadi laywer mengantarkannya menjadi orang penting di kota kelahiran Presiden RI ke-3 BJ Habibie. Sejak menjabat sebagai Wali Kota Parepare TP sedikitnya sudah dianugerahi 204 penghargaan dari berbagai prestasi, mulai dari penghargaan pelayanan kesehatan, infrastruktur sampai dengan keterbukaan informasi publik.
Prestasi demi prestasi itu diharapkan dapat dikembangkan di wilayah yang lebih luas seperti Provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun kompetisi tersebut masih amat panjang namun track record seorang TP sudah menjadi acuan untuk dikembangkan di daerah lainnya.
“Keberhasilan beliau sebagai alumni dan generasi muda tidak berhenti disitu saja. Ada amanah yang lebih besar lagi katakanlah bersaing dalam politik skala besar, skala Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Kendati demikian, Prof Hambali Thalib tetap mengingatkan TP untuk meneruskan komitmen mengelola pemerintahan berdasarkan asas yang berlaku dan terus mempertahankan koordinasi yang diciptakan di Kota Parepare saat ini.
“Saya setuju mereka menjunjung tinggi tiga asas pertama komitmen dengan asas, bekerja dengan komitmen asas kedua menjaga porsi anggaran dan taat koordinasi. Kunci kesuksesan adalah bagaimana taat asas, taat koordinasi dan taat pengelolaan anggaran, itu yang penting,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Parepare, Dr. H.M. Taufan Pawe menyampaikan, diera modernisasi dan keterbukaan informasi publik ini semua harus serba terbuka. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28F sudah menerangkan soal keterbukaan informasi publik.
Menurut TP, keterbukaan informasi publik sangat erat dengan tata kelola pemerintahan. Kota Parepare sudah nyaris sempurna bagaimana menerapkan keterbukaan informasi publik, bahkan belum lama ini kota tepian ini berhasil sabet penghargaan keterbukaan informasi publik dari Komisi Informasi Publik.
“Domain keterbukaan informasi publik adalah bagaimana tata kelola pemerintahan, prinsip pemerintahan, memangnya seorang wali kota, seorang Taufan Pawe bisa mensukseskan pemerintahan tanpa sistem dan sub sistem dalam pemerintahan tidak bisa dilakukan dengan one man show,” jelas TP dalam orasi ilmiah di Milad Ke-50 Fakultas Hukum UMI.
Keterbukaan informasi betul-betul dirasakan masyarakat, bagaimana harga komoditi di pasar bisa diketahui hanya dengan sentuhan di smartphone. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan dengan mengunakan teknologi setara dengan teknologi negeri Sakura.
“Izin menyampaikan kalau kita melakukan cuci darah (hemodialisa) rata-rata hitam kelopak matanya. Ternyata kuncinya ada pada penggunaan cairan RO (Reverse Osmosis). Di RS Parepare mengunakan cairan RO 00,01 dan Jepang mengunakan RO 00,01 juga,” beber TP disambut tepuk tangan dari seluruh hadirin. (*)