PAPUA BARAT- Antrian panjang di SPBU Kabupaten dan kota Sorong, Papua Barat masih terlihat. Ini hari ke empat masyarakat sulit mendapatkan minyak Pertalite, pertamax dan Premium (BBM), Senin, (7/11/2021).
Di SPBU Tugu Paw Bili Kabupaten Sorong Antrian mobil mencapai 50 unit mobil, sedang kendaraan roda dua (motor) mengantri hingga ratusan.
Sementara di dalam kota Sorong, tepatnya di SPBU Kilometer 9 Antrian mobil mencapai 130 unit. Sedang motor juga lebih seratus kendaraan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu pengantri BBM Ariyanto mengatakan dari kemarin pagi hingga pagi ini ia mengantri, namun belum bisa dapat minyak. “Hari ini, masih kosong, ” katanya.
Kelangkaan BBM ini membuat penjual eceran meraup keuntungan lebih. Bayangkan harga per botol aqua Rp 30.000-50.000 padahal sebelumnya hanya Rp 14.000 per botol aqua.
Pengendara motor Jhonny yang hendak mengantar anaknya ke sekolah terpaksa membeli Pertalite Rp. 30.000. “Daripada anak saya terlambat. Yah, terpaksa kami beli,” ujarnya.
Sebelumnya Unit Manager Communication, Relations dan CSR Regional Papua Maluku PT Pertamina Sub Holding Commercial Trading, Edi Mangun mengatakan bahwa stok BBM di SPBU Kota Sorong sudah kembali normal melayani masyarakat.
Dijelaskan bahwa kelangkaan BBM di Sorong pada Jumat (5/11/2021)
Dipengaruhi cuaca buruk akibatnya kapal tanker pengangkut BBM milik Pertamina untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku sulit merapat. Untuk itu, Tim terminal pengisian BBM melakukan pengendalian stok.
Edi Mangun meminta maaf atas kelangkaan bahan bakar minyak di wilayah Sorong. (rom).