Beritasulsel.com – Perayaan hari Kemerdekan Republik Indonesia merupakan momentum hari kemenangan masyarakat Indonesia tak lengkap rasanya jika tidak diadakan lomba gerak jalan indah disetiap ibu kota Kabupaten, hingga kecamatan.
Di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, lomba gerak jalan indah menjadi hiburan tersendiri. Bahkan ribuan masyarakat dari pelosok desa menyampaikan rasa nasionalismenya dengan menghadiri perayaan HUT Repoblik Indonesia Ke – 74 yang dipusatkan di Lapangan Remaja, Kelurahan Tanete.
Belakangan, gerak jalan indah di Kecamatan Bulukumpa mengundang kontroversi dari beberapa lembaga karena kehadiran kelompok waria dalam lomba gerak jalan indah pada moment kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tahun 2018 lalu, penolakan larangan muncul dari kelompok Dai Muda Bulukumba yang menilai kehadirannya melanggar syariat islam dan tidak perlu tampil
Sisa beberapa hari lagi jelang perayaan kemerdekaan, di kecamatan Bulukumpa pihak panitia pelaksana belum menerima konfirmasi partisipasi atau pendaftar kelompok waria di Kecamatan Bulukumpa yang akan ikut lomba gerak jalan indah.
Legislator Bulukumba dari Dapil III Bulukumpa dan Rilau Ale, Muh. Jufri mengaku, harus ada kesepakatan antara panitia dan pemerintah setempat mengenai keterlibatan kelompok waria utamanya di Bulukumpa.
Hal ini menurutnya harus lebih awal disampaikan agar tidak ada lagi pro dan kontra atas kehadiran kelompok waria. Apalagi menurutnya setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam merayakan kemerdekaan.
“Yang perlu menjadi perhatian kita semua, pihak panitia dan pemerintah kecamatan memberi solusi tanpa harus mengecewakan satu sama lain utamanya kelompok waria,” ujar legislator fraksi PPP itu.
Jufri menyarankan, kelompok waria tetap terlibat dalam kontestasi kemerdekaan, namun diberi batasan tersendiri utamanya dalam mengikuti lomba gerak jalan indah. Kelompok waria diminta tetap menggunakan pakaian yang sopan dan proporsional.
“Misalnya, waria mengenakan pakaian adat yang menutup aurat sebagai laki-laki. Dan tetap menampilkan pakaian sewajarnya sebagai seorang laki-laki,” kata Pria yang kembali terpilih di kursi DPRD periode 2019-2024.
Bahkan Pria kelahiran Jojjolo, 5 Oktober 1977 ini mengaku jika kehadiran kelompok waria dalam lomba gerak jalan dinanti-nantikan masyarakat. Sehingga menurutnya, ada aturan yang lebih jelas agar tidak saling merugikan sebagai warga negara. (IL)