Beritasulsel.com – Polemik terbakarnya Kantor Desa Mallongilongi, di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan, hingga kini masih simpangsiur. Pasalnya, kedua belah pihak, yaitu pelaku pembakaran dan Kepala Desa Mallongilongi masing masing punya alasan tersendiri.
Diketahui sebelumnya bahwa pelaku pembakaran Muhammad Sai alias Lasade mengaku melakukan tidakan tersebut dengan alasan Kepala Desa Mallongilongi tidak mengerjakan salah satu Akta Jual Beli (AJB) tanah yang pelaku masukkan padahal sudah membayar biaya pembuatan sebesar Rp. 5juta.
Disisi lain, Kepala Desa Mallongilongi H. Amiruddin, Bsc, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa salah satu AJB pelaku masih belum dikerjakan karena terkendala tanda tangan orang tua pelaku diduga dipalsukan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itu alasannya Pak sehingga kami belum mengerjakan AJB salah satu tanahnya”, ungkap Amiruddin saat ditemui beritasulsel.com, Jumat (04/05/2019).
Selanjutnya, menurut Amiruddin bahwa akibat dari terbakarnya Kantor Desa Mallongilongi, pihaknya menaksir mengalami kerugian sebesar Rp.600 juta termasuk ikut terbakarnya STNK motor Mio, KTP-E dan ATM BRI yang semuanya milik staff Desa Mallongilongi.
Saat ini Kepala Desa Mallongilongi H. Amiruddin, memindahkan kantornya untuk sementara agar pelayanan ke masyarakat tetap berjalan.
“Untuk saat ini, kami berkantor di gedung PKK Mallongilongi Lanrisang,” ungkapnya.
“Jangan karena terbakarnya Kantor Desa maka kita malas melayani rakyat. Kalau masyarakat butuh, siang dan malam kami siap layani,” pungkasnya. (RIS/BSS)