Beritasulsel.com, Kendari – Satu lagi mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari yang mengaku jadi korban penembakan pada Kamis 26 September 2019 lalu.
Namanya, Oksa Putra Palulun, mahasiswa Program Pendidikan Vokasi (PPV) Teknik Mesin Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Ia didampingi senior dan teman-temannya dari Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin datang melapor ke Ombudsman Sulawesi Tenggara, Kamis 3 Oktober 2019.
Oksa mengaku, saat terkena tembakan peluru tajam, ia sementara duduk di dekat halte depan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jalan Abdullah Silondae.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat itu pula, polisi mendekat dari arah Kantor Disnakertrans melakukan penyerangan terhadap mahasiswa. “Tiba-tiba ada saya rasa panas di lengan sebelah kiri,” kata Oksa kepada jurnalis di Kantor Ombudsman Perwakilan Sultra.
Di saat yang bersamaan dirinya terluka, ia melihat ada korban tersungkur di jalanan. Namun dirinya tak mengetahui pasti siapa orang yang jatuh tersungkur itu. Kuat dugaan adalah Randi (21) yang belakangan meninggal dunia akibat tembakan di dada.
Oska menyebut, tak lama setelah adanya korban tembak, rombongan mahasiswa Teknik bergerak menuju Masjid Agung Alkautsar untuk balik ke kampus. Ia baru sadar kena tembak setelah tiba di rumahnya.
“Nanti tiba di rumah, baju terasa basah, saya periksa ternyata ada darah,” katanya.
Posisi lukanya berada di lengan tangan kiri tertembak dari depan tembus belakang. Beruntung tidak mengenai dadanya. Ia menyebut, baru melapor karena takut akan keselamatannya.
“Nanti ada pendampingan dari senior-senior, saya beranikan diri melapor ke Ombudsman,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sultra, Mastri Susilo menyebut, Oska menyerahkan sebuah kaos berwarna hitam dan jaket berwarna abu-abu yang berlubang akibat tertembus peluru.
Terhadap laporan ini, lanjut Mastri, pihaknya akan menindaklanjuti dan meneruskan kepada tim investigasi yang dibentuk oleh Mabes Polri.[source]