Beritasulsel.com – Bupati Kabupaten Takalar, H. Syamsari Kitta, dalam mengemban tugas sebagai abdi negara kelihatannya tidak main main untuk memberantas segala bentuk pelanggaran.
Kepala desa saja yang dipilih oleh rakyat juga tidak ada ampun harus meletakkan lambang garuda jika diketahui bertindak “ala penjahat”.
Hal itu terbukti beberapa waktu lalu dua kepala desa masing masing Kepala Desa Sawakung Kecamatan Galesong Selatan, Abdul Azis dan Kepala Desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara, Syafaruddin, harus melepas lambang garuda yang setiap hari menyertainya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keduanya diberhentikan oleh Bupati, H. Syamsari dengan alasan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan inspektorat.
Sekretaris Daerah kabupaten Takalar Drs. H. Arsyad, MM, mengatakan bahwa kedua Kepala Desa tersebut ditarik sementara untuk mendapatkan pembinaan tentang tata kelola pemerintahan desa dan setelah dilakukan pembinaan akan dikembalikan statusnya sebagai Kepala Desa defenitif
Saat ink Kepala Desa Sawakung dijabat sementara oleh Bahtiar. Sedangkan kepala Desa Bontosunggu dijabat oleh Hasyim.
Syafaruddin yang dikonfirmasi melalui telpon genggamnya pada hari Senin (22/04), mengaku heran atas pemberhentiannya karena menurutnya tidak sesuai mekanisme pemberhentian seorang Kepala Desa.
“Ini tidak sesuai mekanisme pemberhentian seorang Kades” ungkap Syafaruddin sembari mengatakan bahwa saat itu dirinya sedang berada di kantor desa Bontosunggu membenahi BDS.
Penulis : Maggarisi Saiyye
Editor : Maggarisi Saiyye