Beritasulsel.com – Dalam dua bulan terakhir yakni Desember hingga Januari 2024, diterima informasi bahwa ratusan ekor sapi mati sia-sia di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (2/2/2024).
Para peternak yang berada di dua kecamatan yakni Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Ujung Loe, merugi ratusan juta rupiah.
Menurut beberapa peternak, sapi mereka awalnya hanya terlihat lemas lalu terkapar kemudian tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Awalnya sapi terlihat hanya lemas kemudian langsung tidak bisa berdiri. Kalau sudah begitu besoknya mati. Itu tidak memakan waktu yang lama hanya dalam rentang waktu 2 x 24 jam,” ungkap salah satu peternak di Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale, atan nama Sudirman alias Sudi.
“Yang kami harapkan ada dari peternakan yang turun mengambil sampel kemudian di tes supaya diketahui apa penyakitnya atau apa penyebabnya hingga mati. Karena kalau dari pengamatan saya, saya yakin penyebabnya adalah virus sehingga butuh penanganan dari dinas terkait,” pungkasnya.
Hal yang sama terjadi di Desa Tamatto, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba. Informasi yang diterima dari para peternak di desa itu, dalam dua atau tiga bulan terakhir sudah 200 an ekor sapi yang mati.
Ciri cirinya sama, yaitu sapi lemas kemudian keesokan harinya mati. Para peternak di desa tersebut juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak simpati terhadap musibah yang menimpa ternak mereka.
“Ciri cirinya, tidak mau makan, lemas, berak darah lalu dalam waktu 2 x 24 jam langsung mati. Dalam kurung waktu 3 bulan terakhir sudah lebih 200 ekor sapi mati. Ini sudah masuk KLB (Kejadian Luar Biasa). Namun tidak ada perhatian dari pemerintah dinas peternakan Kabupaten Bulukumba,” tutur beberapa peternak di Desa Tamatto kepada beritasulsel.com sesaat lalu.
Sayangnya dokter hewan dinas peternakan Kabupaten Bulukumba, Miswar, yang dihubungi melalui telpon genggamnya, hingga berita ini diterbitkan belum tersambung. (***)