Makassar, Sulsel – Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman berharap Pemerintah Australia menjadikan Sulsel sebagai pilot project untuk mempercepat dalam pembentukan herd immunity (kekebalan kelompok) melalui vaksinasi Covid-19.
Hal itu disampaikan Andi Sudirman saat pertemuan The Australia Indonesia Centre (AIC) – Konsuler Jenderal Australia dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan secara virtual dari Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (25/8/2021). Diketahui, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan pemerintah Australia meluncurkan program PAIR (Partnership for Australia Indonesia Research/Kemitraan Penelitian Australia-Indonesia).
“Kita harap ada supporting vaksin dari Australia untuk Sulsel. Kami harap Australia menjadikan Sulsel sebagai pilot project menjadikan herd immunity atau pencapaian target vaksin untuk wilayah lain. Serta menjadi contoh, bahwa kerjasama Australia dan Indonesia yang sangat terlihat di Sulawesi Selatan bahwa kita bisa merebut target vaksin lebih cepat. Dengan begini akan membantu kami dalam target pencapaian vaksin dan sekiranya jadikan Sulsel sebagai pilot project untuk pencapaian immunity yang sangat cepat. Jadi kita tidak hanya menunggu stok vaksin dari Pemerintah Pusat, juga bagaimana membangun jaringan dengan negara tetangga,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diketahui, Program PAIR merupakan kerjasama dalam bentuk kebijakan dari berbagai sektor yang menjadi prioritas pemerintah yang dimulai di Sulawesi Selatan tahun 2019 dan menghadirkan peneliti dari 11 Universitas terkemuka. Adapun 4 fokus riset inti PAIR diantaranya transportasi, logistik dan rantai pasok; pemuda dan pembangunan; komoditas; kesehatan dan kesejahteraan pemuda. Serta melakukan penelitian untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Kerjasama dalam program PAIR sejak 2019, kata Andi Sudirman, merupakan hari bersejarah bagi hubungan Indonesia dan Australia. “Itu sebagai tonggak sejarah bahwa ada hubungan antara Indonesia dan Australia yang kemudian menjadi satu kesatuan yang kuat,” ucapnya.
Ia pun memaparkan kondisi Covid-19 di Sulsel, serta langkah dalam menekan laju penularan Covid-19. “Kita memiliki beberapa program, diantaranya memberlakukan wajib PCR bagi penumpang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang masuk dan keluar di Sulsel, menghadirkan Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT),” sebutnya.
Dirinya pun mendorong dalam program PAIR ini menghasilkan strategis riset terkait penanggulangan Covid-19, yang bisa menjadi rekomendasi dan regulasi dalam penanganan pandemi Covid-19.
Andi Sudirman pun mengaku, bahwa Sulsel menjadi lokasi strategis dalam investasi. Dimana Sulsel memiliki pelabuhan besar di Makassar New Port, bandara Internasional Sultan Hasanuddin, serta Sulsel menjadi lokasi strategis di Wilayah Timur Indonesia. Apalagi Sulsel menjadi wilayah agraris yang kaya akan hasil pertanian, seperti beras, kakao. “Kita menginginkan melahirkan sebuah riset yang terpadu dan terintegrasi dengan Australia untuk memberikan solusi panjang bagaimana mengeksplore kedepan untuk melihat potensi di Sulsel,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan kerjasama dan persahabatan ini menghasilkan hal-hal yang bisa di kerjakan bersama dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Karena orang yang terbaik diantara kita adalah orang yang paling banyak manfaatnya untuk orang di sekitar nya. Ini cita-cita kita bersama menjadikan Sulawesi Selatan Ini dan Australia sebuah kerjasama yang kuat,” paparnya.
Konsuler Jenderal Australia, Mrs. Bronwyn Robbins menyampaikan, Australia dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki hubungan yang kuat. “Melalui MoU dalam menguatkan kolaborasi riset dan mendukung percepatan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Sulsel. Termasuk mengatasi pandemi Covid-19,” katanya.
Direktur Eksekutif The Australia-Indonesia Centre, (AIC), juga sebagai Direktur Partnership For Australia-Indonesia Research (PAIR), Dr. Eugene Sebastian memperkenalkan AIC. Dimana AIC telah bermitra dengan 11 Universitas terkemuka. “Kami melihat Sulsel sangat terkejut, sebagai gerbang Indonesia bagian timur dengan pembangunan yang pesat termasuk di bidang transportasi dan logistik. Program PAIR merupakan sebuah inovasi baru dalam melakukan riset, dimana para peneliti dari 11 universitas bekerja bersama pemerintah, kalangan bisnis, NGO dan masyarakat dengan kolaboratif,” jelasnya. (*)