Sinjai, Sulsel – Dalam rangka meningkatkan produksi kopi, Pemerintah Kabupaten Sinjai melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) terus melakukan upaya pendampingan baik kepada kelompok tani, peremajaan dan pengadaan bantuan sarana dan prasarana bagi kelompok tani.
Kemudian, melakukan langkah konkrit terkait upaya meningkatkan produksi serta kualitas kopi yang baik seperti melakukan intensifikasi tanaman serta menjaga mutu pasca panen.
Seperti diketahui Sinjai dikenal memiliki produk Kopi Borong, Kopi Manipi dan Kopi Jantan yang telah dipasarkan dan sudah sangat populer serta memiliki citarasa yang tidak kalah dengan daerah penghasil kopi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kopi Borong ini merupakan kopi robusta yang dikembangkan di Kecamatan Sinjai Borong sedangkan Kopi Manipi dan Kopi Jantan adalah kopi arabika yang berasal dari Kecamatan Sinjai Barat.
Berdasarkan data dari Dinas TPHP, luas tanaman kopi di Sinjai seluas 2.994 hektar, yang berproduksi 1.654 hektar dengan total produksi 1.202 ton kopi arabika, sedangkan kopi robusta di Sinjai Borong memiliki luas area 803 hektar dengan jumlah produksi 983 ton dalam setahun.
Sedangkan Jumlah petani dalam pengembangan kopi arabika berjumlah 2.135 kepala keluarga dan petani kopi robusta 1.025 kepala keluarga.
Kepala Dinas TPHP Sinjai Hj. Marwatiah saat ditemui, Jumat (18/9/20) mengatakan bahwa pemerintah tiap tahun melakukan perluasan tanaman kopi mengingat kopi arabika merupakan komoditi yang banyak diminati dan komoditi ekspor.
“Sejak tahun 2018 kita lakukan terus perluasan tanaman melalui bantuan bibit kopi 30 ribu pohon, kemudian di tahun 2020 ini ada 20 ribu pohon dari ABPD Kabupaten dan dari APBD Provinsi sekitar 10 ribu pohon,” katanya.
Terkait pemasaran, Marwatiah menerangkan bahwa Kopi Borong, Kopi Manipi maupun Kopi Jantan selalu dipromosikan pada setiap ajang pameran ekspo baik ditingkat Kabupaten hingga di tingkat nasional.
“Khusus kopi arabika Alhamdulillah pemasarannya tidak terlalu masalah karena melalui Koperasi Manipi yang pemasarannya baik kopi dalam bentuk biji maupun dalam bentuk bubuk,” jelasnya.
Bahkan kata Marwatiah, bulan lalu ada warga Prancis yang datang langsung ke Sinjai Barat untuk melihat pengolahan kopi dan siap membantu memasarkan kopi Manipi. “Dia saat itu meminta 1 ton kopi untuk dibawah ke Bandung sebelum diekspor, ” katanya. (*)