Kronologi kejadian, kata Muhammad Yusuf, awalnya korban diajak oleh anak terduga pelaku datang ke rumah pelaku di Perumahan Bayu Perdana untuk mengerjakan tugas kampus.
Namun saat itu pelaku dan istrinya tidak ada di rumah tersebut yang ada cuma anak gadis pelaku. Saat pelaku dan istrinya pulang, anak pelaku menyuruh korban sembunyi ke dalam lemari.
“Pelaku masuk ke rumahnya dan curiga lalu pelaku membuka lemari, saat itulah pelaku menemukan korban Aen Fikri di dalam lemari tersebut,” ungkap Muhammad Yusuf mengurai kronologi kejadian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selanjutnya, pelaku bertanya kepada anak gadisnya ‘Siapa dia?’, namun anak gadis tersebut mengaku tidak tahu atau tidak kenal, akhirnya pelaku spontan menganiaya korban,” ungkap Muhammad Yusuf.
Lebih lanjut, mantan Kapolsek Ujung Loe tersebut mengatakan bahwa setelah pelaku menganiaya korban, pelaku shalat istiqharah untuk minta petunjuk apakah harus memukul lagi atau membunuh korban.
Setelah itu pelaku kembali lagi usai shalat istiqharah lalu menganiaya korban lagi. Selanjutnya pelaku membebaskan korban dari penyekapan.
“Dia (pelaku atau si oknum dosen) bilang ke korban kamu pergi saja,” terang Muhammad Yusuf menandaskan.
Editor: Heri
Halaman : 1 2