Beritasulsel.com – Bulan Suci Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan dimana orang berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Bulan yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya bagi umat muslim diseluruh penjuru dunia tak terkecuali dengan negara kita tercinta, Indonesia.
Banyak sekali momentum yang bisa kita saksikan di bulan yang suci ini, contohnya beragam makanan atau menu berbuka puasa dijajakan dipinggir jalan ataupun di kedai makanan yang tersedia. Bentuk dan rasanya pun berbeda-beda dan beragam macamnya. Apalagi kue khas yang jarang kita temui dimana pun namun bisa kita jumpai hanya di bulan ramadhan ini.
Tak jarang orang-orang bahkan saya tentunya merindukan berbagai jajanan-jajanan yang dijajakan dibulan penuh pengampunan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa dari berbagai penjuru kota punya beragam cara menghabiskan waktu ngabuburit mereka. Salah satunya dari mahasiswa-mahasiswa UIN Alauddin Samata Gowa yang memanfaatkan momentum puasa ini dengan menjual berbagai macam takjil yang mereka jajakan.
Meskipun jadwal kuliah mereka padat dari mulai jam 7.30 Wita sampai 16.00 Wita, mereka tetap bersemangat untuk berjualan terlebih lagi mengingat banyak mahasiswa yang kos didaerah kampus membuat banyak teman-teman mahasiswa berinisiatif menjajakan menu berbuka puasa.
Beragam menu takjil yang dijualnya seperti es buah, pisang ijo, jalangkote, panada, kolak, salad buah dan lainnya. Harganya juga cukup bervarian mulai dari 5.000 sampai 10.000 ribu rupiah. Cara unik ini mereka lakukan hanya di bulan ramadhan saja dan kesempatan ini tidak mereka sia-siakan, toh juga bisa membantu teman mahasiswa atau masyarakat yang tidak sempat membuat hidangan berbuka puasa.
Biasanya mereka mulai menjajakan dagangan dari jam 13.00 atau setelah jadwal kampus mereka selesai sampai berkumandang adzhan maghrib. Bukan hanya satu dua orang saja yang menjual tapi mereka berkelompok-kelompok sehingga banyak bantuan.
Dan tidak hanya berbaris disekitar kampus saja tetapi mereka juga menjajakannya di BTN atau perumahan-perumahan dan juga kos-kosan yang mereka sempat datangi.
“Es buah, kolak pisang” teriak salah satu Mahasiswa saat menjual takjil.
Jum’at 17 mei 2019 kemarin, Saya berkesempatan berbincang dengan salah satu dari mereka mengenai, bagaimana mereka mau menjual takjil dan berapa untung yang mereka dapatkan dari sini. Hikmah salah satu mahasiswi UIN Alauddin jurusan Pendidikan Bahasa Arab, menuturkan:
“Di sini kami jual takjil selain ingin membantu juga ini salah satu tugas kuliah kami di bidang kewirausahaan jadi kami rela panas-panasan untuk menyetor laporan penjualan kami, pendapatan yang kami dapat juga nanti akan di sumbangkan ke yayasan yatim piatu dekat sini kak, kalau masalah keuntungan sih memang tidak seberapa kak karena mengingat banyak juga mahasiswa dari jurusan lain yang tidak melewatkan kesempatan ini jadi ya begitu lah kak hanya dibulan ramadhan juga kan kita begini jadi kenapa tidak,” tutur Hikmah mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab.
Saya bertanya kembali dengan salah satu temannya apakah mereka tidak malu menjual seperti ini kan mereka statusnya mahasiswa bukan penjual keliling,
“kenapa harus malu, ka bukanki’ pergi merampok atau korupsi jutaan rupiah yang ditangkap lantas langsung malu, ini juga untuk kesejahteraan bersama dan juga ditempah ki’ supaya bisa ki’ berwirausaha dari sini kak dan menurut yang kami pelajari selama jadi mahasiswa, usaha yang membantu banyak orang itu mendatangkan pahala yang tidak kita duga-duga jadi kami memegang teguh prinsip itu kak” tutur Ainun Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab itu.
Memang bukan dosa yang kita dapat dari menjual takjil ini seperti yang dikatakan mahasiswi tersebut bahwa kenapa harus malu malah disamping untuk tugas kewirausahaan, uang yang mereka dapatkan juga untuk di sumbangkan ke yayasan yatin piatu. Untuk menambah pahala di bulan suci ramadhan memang tidak perlu malu atau malas.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menambah pahala di bulan ramadhan salah satunya menyiapkan menu berbuka puasa bagi orang yang beragama muslim, seperti pada kasus dosen yang beberapa waktu lalu viral di media sosial dikarenakan beliau menghormati mahasiswanya yang beragama muslim sedang beliau nonmuslim dan memberikan makanan dan mempersilahkan mereka untuk berbuka puasa terlebih dahulu sebelum melanjutkan materi kuliahnya sampai pukul 19.30 Wita. Inilah salah satu sifat toleransi beragama yang bisa kita contoh dan ambil hikmahnya.
Ngabuburit yang enak memang yang bermanfaat dan menguntungkan apalagi cara unik yang ditempuh mahasiswa-mahasiswa UIN Alauddin yang berani mengambil resiko untuk menjual dibalik dirinya sebagai mahasiswa. Bahkan banyak dari mereka juga menawarkan dan menyodorkan takjil ke pengendara motor yang lewat, tak ayal pengendara tersebut membelinya. Selain itu mahasiswa dari universitas lainnya juga banyak yang menyempatkan untuk membeli ataupun juga menjual takjil di depan kampus 2 UIN Alauddin makassar.
Laporan: Nurul Khalisa, Mahasiswi KPI UIN Alauddin Makassar