Beritasulsel.com – Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Parepare, Sulawesi Selatan, dinilai tidak siap dalam penyelenggaraan dan pelayanan arus mudik dan balik lebaran Idulfitri 2025.
Penilaian itu mencuat menyusul beragam keluhan dari pengguna jasa kepelabuhanan terhadap fasilitas dan pelayanan Pelabuhan Nusantara Parepare, selama momentum mudik dan balik lebaran ini.
Para pengguna jasa kepelabuhanan menilai fasilitas dan pelayanan di pelabuhan yang berlabel terbesar kedua di Sulsel itu, tidak berbanding lurus dengan mahalnya tarif pas masuk di pelabuhan tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tarif masuk untuk penumpang Rp32 ribu per orang, dan pengantar atau penjemput Rp6.000 per orang. Sementara pas masuk untuk kendaraan jenis mobil Rp12 ribu per unit, dan motor Rp8.000 per unit. Itu belum termasuk pas barang non dokumen untuk kendaraan, dan tarif pas dermaga barang bagasi kendaraan.
Keluhan sudah dimulai di gerbang pintu masuk pelabuhan. Pelindo hanya membuka satu akses pintu masuk untuk kendaraan jenis mobil roda empat dan truk. Dan satu akses pintu masuk untuk motor.
Dari pantauan pada Rabu (9/4/2025), terlihat kesemrawutan, macet dan antrean panjang kendaraan untuk masuk ke pelabuhan akibat pemberlakuan satu akses tersebut.
Keluhan berlanjut di pelataran parkir dalam pelabuhan. Lahan parkir dinilai jorok dan becek. Itu diperparah dengan beberapa lubang besar menyerupai kubangan berair yang bertebaran di area parkir di dalam pelabuhan.
“Keluarga yang mengantar saya terjatuh di lubang besar (kubangan) yang berair di lahan parkir mobil sebelah barat pelabuhan. Saya kesal sudah membayar pas terminal dan pas masuk kendaraan tapi fasilitas di pelabuhan ini memprihatinkan,” keluh Jamal, pengguna jasa Pelabuhan Nusantara asal Kabupaten Bone.
Itu masih ditambah dengan kondisi toilet umum (WC) dekat parkiran mobil sebelum masuk terminal tunggu penumpang yang sangat jorok dan terlihat suram. Terlihat kondisi toilet tidak terpelihara dengan baik. Parahnya lagi, toilet laki-laki dan perempuan tidak dipisah. Sehingga terkesan ketidaknyamanan pengguna toilet.
Keluhan semakin terasa di terminal tunggu keberangkatan penumpang. Kepadatan penumpang yang membeludak dan kurangnya fasilitas membuat suasana di dalam terminal tidak nyaman. Terutama bagi anak-anak dan bayi yang terlihat menangis karena kepanasan, pengap, dan sesak. Para penumpang juga harus menunggu berjam-jam di ruang terminal yang penuh sesak.
Mereka mengeluhkan minimnya sirkulasi udara dan sistem pengecekan tiket yang dianggap tidak efisien. Kapasitas terminal yang mampu menampung hingga 2.500 orang, sudah terasa penuh saat jumlah penumpang baru menyentuh angka 1.400.
“Betul pak, harusnya pelabuhan (Pelindo) siap menangani arus mudik lebaran seperti ini. Hampir setiap tahun terjadi seperti ini. Ruang tunggu sesak, panas. Fasilitas mungkin kurang kondusif, karena itu AC, pendingin ruangan itu tidak berasa. Mungkin karena masyarakat terlalu banyak sehingga tidak terasa sama sekali,” kata Ida, warga asal Belopa, Kabupaten Luwu, yang akan bertolak menuju Bontang, Kalimantan Timur.
Dia juga mengeluhkan masalah sampah dan kebersihan di dalam kawasan pelabuhan yang tidak tertangani baik. Kemudian masalah buruh pelabuhan (TKBM) juga mesti ditangani baik. Termasuk di area ring satu terminal penumpang, yang harusnya hanya diperbolehkan untuk penumpang, malah ikut merangsek masuk para pedagang. “Ini juga pak, kemacetan di depan pelabuhan. Antrean panjang mobil, semrawut, kepanasan, itu membuat kita tidak nyaman,” ungkap Ida.
Hal sama dikeluhkan, Rahman, warga asal Bulukumba yang akan berangkat menuju Samarinda. Dia mengeluhkan mulai dari antrean panjang mobil masuk pelabuhan hingga di area parkir dalam pelabuhan. “Kami yang turun di sini dan hendak masuk ke terminal harus hati-hati. Jika tidak, kalau bukan kami yang kotor, yah barang bawaan kami. Harusnya fasilitas area parkir ini menjadi perhatian Pelindo, apalagi ini musim arus mudik dan balik lebaran harusnya fasilitas lebih baik dan memuaskan. Tapi ini malah sebaliknya,” sesal Rahman.
Hal lain dikeluhkan pengguna jasa kepelabuhanan adalah beberapa titik lampu penerangan di dermaga Pelabuhan Nusantara yang padam dan hingga kini belum berfungsi baik. Kondisi ini membuat dermaga terlihat suram dan gelap khususnya di titik-titik lampu penerangan yang padam tersebut.
Dihubungi terpisah, Branch Manager Pelindo Multi Terminal Branch Parepare, I Nengah Suryana Jendra menanggapi keluhan dari para pengguna jasa Pelabuhan Nusantara tersebut, akan menjadikannya masukan untuk segera dibenahi dengan baik.
Dia mengaku, setiap tahun Pelindo Parepare melakukan perbaikan-perbaikan dan pembenahan-pembenahan demi kenyamanan pengguna jasa pelabuhan.
“Tahun ini, memang ada beberapa yang kita benahi, kita lengkapi di dalam terminal. Di samping ada X-ray dan lainnya. Termasuk kenyamanan penumpang di dalam terminal juga telah kita tambah dua alat pendingin (AC) agar tidak panas,” terang I Nengah.
Soal kesemrawutan, area parkir, dan fasilitas lainnya yang dikeluhkan, dia akan melakukan evaluasi dan menjadikan atensi untuk dilakukan perbaikan dan pembenahan menjelang momen Natal dan Tahun Baru nanti.
“Betul, setiap event ini, setiap momen ini, kita lakukan evaluasi untuk perbaikan-perbaikan termasuk menjelang Natal dan Tahun Baru nanti. Memang ada beberapa yang menjadi evaluasi kami, seperti lapangan yang masih bergelombang. Mudah-mudahan tahun ini, kita laksanakan. Jadi pembenahan-pembenahan kita lakukan setiap tahunnya, termasuk tadi pembenahan lapangan, pembenahan akses jalan, serta kelengkapan-kelengkapan terminal penumpang demi untuk kenyamanan penumpang,” tandas I Nengah. (*)