Bantaeng, Sulsel – Meyrza Farid Arman, menantu Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah terpilih secara aklamasi memimpin DPD II Partai Golkar Kabupaten Bantaeng pada Musyawarah Daerah di Hotel Kirei, Bantaeng, Sabtu, 5 Juni 2021.
Penetapan Meyrza dibacakan oleh pimpinan sidang Arfandy Idris usai seluruh pemegang hak suara menyepakati politisi muda itu memimpin Golkar Bantaeng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan ini menetapkan saudara Meyrza Farid Arman sebagai Ketua Golkar Bantaeng,” tegas Arfandy yang disambut teriakan puluhan peserta Musda.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) pun menyambut baik hadirnya ketua definitif Golkar di Bantaeng. TP menegaskan, sosok Meyrza sebagai politisi muda yang menjadi harapan Golkar di Bantaeng.
Apalagi Meyrza memiliki orang tua yang telah menciptakan prestasi fenomenal di Butta Toa. Dengan modal itu, TP yakin akan bisa membawa Golkar kembali berkibar. Apalagi saat ini, Golkar hanya memiliki 2 kursi di DPRD Bantaeng.
“Meyrza adalah harapan baru Golkar Bantaeng. Beliau adalah penerus bupati sebelumnya, Bapak Nurdin Abdullah yang telah membawa perubahan besar di daerah ini,” ungkap TP mengapresiasi terpilihnya Meyrza.
TP begitu mengagumi Meyrza saat berpidato sebagai Plt Ketua Golkar Bantaeng dalam pembukaan Musda. TP menyebut tampilan menantu Nurdin Abdullah itu sudah layak menjadi Bupati Bantaeng. “Dari gaya pidato ananda Meyrza sudah seperti bupati Bantaeng,” puji TP.
Dia menegaskan jika Meyrza Farid Arman harus maju di Pilkada Bantaeng 2024. TP mengaku, masyarakat Bantaeng rindu akan prestasi Nurdin Abdullah yang begitu luar biasa di kabupaten yang biasa juga disebut Butta Toa.
“Meyrza harus maju di Pilkada dan melanjutkan kepemimpinan Bapak Nurdin Abdullah yang penuh dengan prestasi,” harap Wali Kota Parepare itu.
Dalam kunjungannya ke Bantaeng, TP didampingi Sekretaris DPD I Golkar Sulsel Andi Marzuki Wadeng, Wakil Ketua Bappilu Golkar Sulsel La Kama Wiyaka, Ketua AMPG Sulsel Rahman Pina, Ketua KPPG Sulsel dr Salwa Mochtar. Sejumlah unsur Wakil Ketua Golkar Sulsel, di antaranya Herman Heizer, Zulkarnaen Arief, Arfandy Idris, dan Fachruddin Rangga. (*)