Beritasulsel.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai penyelenggaraan Pilpres dan Pileg secara bersamaan sebagai pemilu terumit yang pernah ada. JK berharap d DPR di periode depan dapat memisahkan kembali gelaran Pileg dan Pilpres di Pemilu.
“Apa yang kita hadapi, persaingan, persaingan yang ketat terjadi di tingkat bawah. Memang ini lah pemilu yang salah satu yang terumit, yang pernah kita hadapi. Mudah-mudahan nanti Pak Ketua DPR ini bisa undang-undangnya diamandemen kembali, untuk memisahkan antara pemilu pilpres dengan pileg,” kata JK di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
JK menyampaikan hal tersebut dalam pidatonya di Pertemuan Silaturahmi Akhir Tahun 2018 Partai Golkar. JK memberi arahan kepada kader Golkar terkait gelaran Pemilu serentak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena (Pileg-Pilpres) bersamaan itu susah untuk semua pihak, susah Pilpresnya susah Pilegnya. Yang jelas, yang mana ini menjadi bagian seharusnya (antara Pileg dan Pilpres),” ujarnya.
Menurut JK, pileg dan pilres bersamaan sudah tentu mengeluarkan biaya yang cukup besar. Selain itu, bocor atau hilangnya suara pemilih dari partai kemungkinan sangat banyak.
“Karena itu maka perlu kita perbaiki kondisi yang ada, dan pada 5 tahun yang akan datang, kembali kepada pola yang sebelumnya,” tuturnya.
“Ini penting disampaikan, karena bagaimanapun dalam Pilpres ini dengan bersamaan orang akan lebih banyak perhatiannya kepada pilpres dibanding pileg,” lanjutnya.
Sebaliknya, ditambahkan JK, pilpres kali ini agak sulit mendapatkan dukungan dari partai-partai. Hal ini karena partai-partai masih lebih fokus kepada partainya sendiri untuk meraih suara di pileg.
“Apalagi dengan parlementary threshold yang 4 persen itu menakutkan untuk banyak partai-partai yang kadang-kadang kecil, sehingga akan mati-matian untuk mengelola partainya sendiri,” imbuhnya.
Di sisi lain, menurut JK masyarakat akan berfokus dan memperhatikan Pilpres.
“Sama saja kalau kita munas, apapun program yang dibuat yang terpenting diperhatikan orang siapa ketuanya. Begitu juga nanti pada April tahun depan, orang bicara siapa Presidennya,” ucapnya. [detik.com]