Parepare, Sulsel – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan hadir menjadi narasumber sekaligus meluncurkan (launching) Rumah Al-Qur’an dan Forum Daiyah Fatayat NU (Fordaf) Parepare di Auditorium BJ Habibie, Rumah Jabatan Wali Kota Parepare, Rabu, 26 Oktober 2022.
Rumah Al-Qur’an dan Fordaf ini dikelola oleh Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Parepare, yang sekaligus menggelar Seminar Setop Kekerasan Terhadap Perempuan dalam kegiatan ini.
Launching ditandai dengan penayangan video dan penyerahan Al-Qur’an kepada pengurus Fatayat NU Parepare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Erna Rasyid Taufan dalam kesempatan itu meski kondisinya kurang sehat tetap penuh semangat melaunching Rumah Al-Qur’an dan Fordaf sekaligus menjadi narasumber dalam Seminar Setop Kekerasan Terhadap Perempuan.
Erna Taufan yang merupakan Ketua BKMT Parepare mengulas tentang kekerasan terhadap perempuan dalam perspektif agama. Pada awal paparannya, Erna mengingatkan bahwa yang patut menjadi idola (idol) hanyalah Allah SWT. Idol dalam bahasa sansekerta berarti penyembahan terhadap sesuatu.
“Jika kamu mengaku cinta kepada Allah, katakanlah wahai Muhammad. Maka jika kamu cinta kepada Allah maka ikutilah Tuhanmu. Kalau kita ikuti Muhammad SAW, maka janji Allah adalah maka kami akan menghapuskan kesalahanmu, mengampuni dosa-dosamu,” ulas Erat, akronimnya.
“Mengikuti Rasulullah Muhammad SAW secara benar, menyembah Allah dengan benar mengikuti praktik yang ada di Rasulullah. Karena Al-Qur’an sebagai petunjuk kita, sebagai cahaya penderang,” lanjut istri Wali Kota Parepare, Taufan Pawe ini di hadapan ratusan peserta seminar.
Karena itu, Erna mengapresiasi kegiatan Seminar Setop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Remaja ini karena selain mengedukasi juga sekaligus dipraktikkan.
“Ini suatu upaya keras dari Fatayat untuk menghadapi usaha keras nantinya. Jangan khawatir kepada ananda sekalian, Allah pemilik langit dan bumi,” tegas Ketua Dewan Pembina Majelis Anak Saleh (MAS) Parepare dan Forum Kajian Cinta Al-Qur’an (FKCA) Parepare ini.
Sementara dari perspektif psikologi, narasumber lainnya yang merupakan seorang psikolog, Dr Hj Asniar Khumas mengulas bentuk kekerasan yang sering terjadi yakni bullying, maupun kekerasan secara fisik, seperti memukul dan penyalahgunaan seksual.
Asniar menekankan kepada para guru agar memperhatikan cara mendidik anak sehingga guru tidak termasuk pelaku bullying.
“Seperti bullying verbal dan non verbal, penyalahgunaan, pemerkosaan, penganiayaan, dostribusi atau eksploitas seks. Jadi Tradisi perpelencohan perlu dikurangi di sekolah, perlu adanya edukasi, sosialisasi, pelatihan,” ingat Asniar.
Ketua PC Fatayat NU Parepare, Maryam B mengaku, kegiatan ini perlu dilaksanakan karena melihat saat ini kejahatan atau kekerasan terhadap remaja berada di daerah sekitar. Hal ini, kata dia, menjadi sebuah langkah untuk mencegah dan mengurangi angka kekerasan terhadap remaja.
“Sehingga Fatayat Nu Parepare mengambil langkah untuk memberikan edukasi kepada siswa setingkat SMP dan SMA se-Kota Parepare terkait apa saja yang menjadi kekerasan terhadap remaja dengan dua pandangan, yakni dari perspektif agama dan psikolog,” tandas Maryam. (*)