Dikejar menggunakan senjata tajam jenis badik, Eks Ketua KNPI Kabupaten Bantaeng, Muhammad Lutfi Yahya melapor ke Polres Bantaeng. Kamis malam, (14 Maret 2024).
Dihadapan petugas SPKT Polres Bantaeng, Muhammad Lutfi Yahya menjelaskan kronologi saat dirinya berada di kantor Kecamatan Bantaeng dan dikejar oleh Camat Bantaeng, inisial SDR menggunakan senjata tajam jenis badik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut laporan Pelapor, Muhammad Lutfi Yahya dihadapan petugas SPKT Polres Bantaeng:
“Kamis malam (14 Maret 2024), sekitar pukul 22:15 Wita, saya menemani istri yang kebetulan sebagai Lurah Lembang Kecamatan Bantaeng, mendatangi Kantor Kecamatan Bantaeng”.
“Kedatangan saya dan istri di kantor Camat Bantaeng adalah menemani istri yang ingin menemui Pak Camat Bantaeng yang pada saat itu masih berada di kantor Kecamatan Bantaeng”.
“Istri saya kemudian kedalam ke kantor Kecamatan Bantaeng dan menemui Pak Camat. Sementara saya berada diluar (di teras) kantor Kecamatan Bantaeng menunggu”.
“Tidak lama berselang, istri saya yang sedang berbicara dengan Pak Camat itu berteriak memanggil nama saya”.
“Setelah nama saya dipanggil oleh istri saya, saya sempat melihat istri saya menangis dan juga melihat Camat Bantaeng hendak mengejar saya dengan badik terhunus di tangannya”.
“Atas kejadian ini, saya merasa keberatan dan melaporkan kejadian ini ke Polres Bantaeng untuk proses hukum lebih lanjut”.
Mendampingi suaminya (Muhammad Lutfi Yahya) saat melapor ke SPKT Polres Bantaeng, Lurah Lembang, Faradyta kepada media ini mengatakan bahwa kejadian yang dilaporkan ini terjadi sekitar Pukul 22:30 Wita di kantor Kecamatan Bantaeng.
“Jujur saya bingung dengan pak Camat Bantaeng, apa masalahnya dengan saya sampai memposting di WA Story dan di beberapa Grup Whatsapp dengan gambar badik diatas meja diberi caption (“Orang luar kantor mau campuri pencairan anggaran kantor. Baru anakmu pemalsu tanda tangan stafnya. Dapatko lawan Bos”),” kata Dyta, sapaan akrab Lurah Lembang.
Lurah Lembang ini kemudian mengatakan bahwa pada saat itu dirinya masuk duluan ke kantor Kecamatan Bantaeng dan ketemu sama Pak Camat di aula Kantor Kecamatan Bantaeng.
“Saya sempat berbicara beberapa menit dengan Pak Camat Bantaeng dan menanyakan terkait anggaran dana Kelurahan Lembang yang sampai sekarang ini belum dicairkan,” kata Lurah Lembang.
Lurah Lembang menambahkan dengan mengatakan dia merasa bingung dengan chat Pak Camat yang mengatakan : “Suruhmi datang bapakmu di kantor, saya tunggu”.
“Saya datang ke kantor Kecamatan Bantaeng untuk konfirmasi soal anggaran di Kelurahan Lembang yang belum dicairkan sekalian mengkonfirmasi chat itu. Dan saya heran, kenapa sampai orang tua saya di bawa-bawa dalam masalah ini,” kata Lurah Lembang dengan nada keheranan.
“Intinya saya tidak terima dengan perbuatan Pak Camat Bantaeng yang mengejar suami saya dengan senjata tajam (badik),” kata Lurah Lembang.
“Saya minta kepada APH Polres Bantaeng agar segera menindak lanjuti laporan suami saya untuk memproses hukum Camat Bantaeng,” pinta Lurah Lembang.
Sementara itu di halaman Polres Bantaeng, Ketua Gapura, Jufri kepada media ini mengatakan bahwa dirinya melihat dengan jelas saat Pak Camat Bantaeng mengejar Eks Ketua KNPI Bantaeng dengan senjata tajam jenis badik yang dipegang oleh Pak Camat Bantaeng.
“Saya melihat dengan jelas kejadian itu saat Pak Camat mengejar Pak Lutfi,” kata Jufri.
Jum’at dinihari (15 Maret 2024) sekira pukul 00:40 Wita, Terlapor Camat Bantaeng berikan klarifikasi terkait dengan kejadian di Kantor Camat Bantaeng.
Berikut klarifikasi Camat Bantaeng, SDR di grup whatsapp Kursi Panas 2024:
“Tadi siang Bendahara saya ajukan berkas pencairan 8 Kelurahan termasuk Kelurahan Lembang ke saya”.
“Saya tidak setujui semua pencairan anggaran yang diajukan oleh Lurah Lembang atas berbagai pertimbangan, saya cuma setujui Rp.30 juta lebih yang sudah dilaksanakan dari Rp.70 juta yang Lurah Lembang ajukan”.
“Saya rencana bulan depan (April 2024) baru saya cairkan semua”.
“Terus, orangtua Lurah Lembang (Haji Ato’) telpon-telpon saya, tapi saya tidak jawab telpon itu”.
“Karena saya tidak menjawab telpon dari orangtua Lurah Lembang (Haji Ato’), saya kemudian telepon Kadis PMD untuk menghubungi saya”.
“Kadis PMD kemudian menghubungi saya dan mengatakan agar dicairkan saja semua sesuai permintaan orangtua Lurah Lembang”.
“Saya pas mau ke Masjid untuk Tarwih, dia (Haji Ato’) telepon saya, tapi saya tidak jawab lagi telponnya”.
“Terus Haji Ato’ chat saya via whatsapp dan akhirnya saya telepon balik”.
“Di percakapan telepon itu saya sempat bertengkar dengan Haji Ato’ dan Haji Ato’ bilangi saya dengan makian dalam bahasa Makassar (Te**so, maksudnya)”.
“Saya juga balik sampaikan kata makian itu ke dia”.
“Setelah kami bertengkar di telepon, datanglah Lurah Lembang bersama sekitar 30 orang di kantor Kecamatan Bantaeng”.
“Yang masuk menemui saya didalam kantor Kecamatan Bantaeng adalah Lurah Lembang dan Lurah Lembang langsung maki-maki saya, namun saya tidak layani”.
“Tidak lama kemudian suami Lurah Lembang juga masuk kedalam kantor dan maki saya dalam bahasa Makassar dengan mengatakan (Te**so)”.
“Saya marah sekali sama orangtua Lurah Lembang, karena urusan kantor kami dia campuri”.
“Info dari Lurah Karatuang mengatakan Lurah Lembang ke BPKAD pada Kamis siang (14 Maret 2024) dan mengambil semua berkas pencairan dari semua Kelurahan, kecuali berkas Kelurahan Karatuang yang Lurah Lembang tidak ambil”.
Ketika mengetahui dirinya dilaporkan ke Polres Bantaeng, Camat Bantaeng (SDR) mengatakan akan lapor balik terkait dengan insiden yang terjadi di kantor Kecamatan Bantaeng pada Kamis malam (14 Maret 2024) sekira pukul 22:30 Wita.
Saat di konfirmasi ke Lurah Lembang terkait klarifikasi Camat Bantaeng di grup whatsapp tersebut, Lurah Lembang mengatakan : “Yang disampaikan Lurah Karatuang itu tidak benar. Saya tidak pernah ke BPKAD pada Kamis kemarin (14 Maret 2024)”.
“Kamis (14 Maret 2024), sejak pagi sampai malam saya berada di rumah, sedang menjaga anak kedua saya yang sedang sakit,” kata Lurah Lembang.
“Bapak saya (Haji Ato’) juga tidak pernah bicara soal pencairan anggaran dana di Kelurahan Lembang ke Kadis PMD, karena Bapak saya tidak pernah mengurusi saya punya urusan di Kelurahan Lembang,” tegas Lurah Lembang.