Beritasulsel.com – Di tengah mewabahnya covid 19, uluran tangan serta perhatian anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar khususnya Dapil III, sangat dibutuhkan warga di Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Selayar.
Namun hingga hari ini tak satupun anggota DPRD Dapil III yang turun langsung melihat dan mendengar keluhan masyarakat di Pasilambena sejak virus mematikan ini mewabah.
Hal itu diungkapkan oleh Safar, salah seorang mahasiswa UPRI dari Kecamatan Pasilambena Selayar kepada awak media ini Minggu (19/04/2020)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan, warga Pasilambena sangat butuh perhatian dan tindakan dari wakilnya di DPRD Selayar seperti tindakan yang dilakukan oleh dua anggota DPRD Provinsi Sulsel, Ince Langke dan Ady Ansar serta beberapa masyarakat Kepulauan Selayar yang baru baru ini menyalurkan bantuan demi meringankan beban warga dalam menghadapi wabah covid-19 ini.
“Upaya yang mereka lakukan, tentunya penuh dengan keterbatasan, karena bantuan dibagikan berdasarkan inisiatif sendiri dengan menggunakan dana pribadi tanpa ada paksaan dari orang lain,” ungkap Safar.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan munculnya covid 19 tentunya sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat baik dari segi kehidupan yang punya penghasilan setiap bulannya ataupun masyarakat yang penghasilannya pas pasan, tentunya sangat tertekan untuk dapat bertahan hidup selama pandemi ini
“Kondisi ekonomi masyarakat terancam, disinilah diperlukan kehadiran para anggota DPRD khususnya Dapil 3 untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat dan mencari solusi kelanjutan hidup masyarakat di tengah ekonomi yang mengalami keterpurukan” jelasnya
Safar juga mengatakan, tidak sedikit legislatif figur baru khususnya putra daerah Kecamatan Pasimarannu dan Pasilambena yang terpilih pada pemilihan legislatif baru baru ini. Kemunculan beberapa putra asli Pasilambena dan Pasimarannu dinilai secara positif bahwa mereka punya keinginan untuk memperbaiki daerahnya.
“Tapi sayangnya kehidupan masyarakat disana (Pasimarannu dan Pasilambena) bersifat stagnan dan justru mengalami kemunduran atau degradasi karena tidak ada pergerakan kemasyarakat” jelasnya.
Laporan: IL
Editor: Heri Siswanto