Parepare, Sulsel – Komandan Satbrimob Parepare, Kompol Ramli menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh 2022 dalam Rangka Tertib Berlalu Lintas Menyelamatkan Anak Bangsa yang dilaksanakan di Jl. Andi Mappatola Depan Mako Polres Parepare, Senin (13/06/2022).
Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh 2022 tersebut dipimpin oleh Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono, S.I.K dan turut dihadiri oleh Wakil Walikota Parepare H. Pangeran Rahim, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Parepare diwakili oleh Teguh Sukemi, S.H, DANDEN PM XIV-2 Parepare Letkol Hastanto Sutanto, S.H, Waka Polres Parepare Kompol Sugeng Suprianto, S. Pd.,M.H, Kadis Perhubungan H.M. Iskandar Nusu, S. STP.,M. Si, Kasat Pol. PP Parepare H. Ansar, S.E., M.Si, Kepala Jasa Raharja Kota Parepare Alwin Bahar, S.H. Ketua Pengadilan Negeri Kota Parepare diwakili oleh Hendrik Juwantara, S.H, M.H, Kepala BPBD Kota Parepare diwakili oleh Jusnawati, S.E dan Para PJU Polres Parepare.
Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono dalam amanatnya mengatakan, yang menjadi fokus perhatian saat ini adalah tingkat kepatuhan bagi pengguna jalan. Di mana kepatuhan merupakan sesuatu yang pertama dan utama dalam berlalu lintas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam konteks ini, kata Andiko bahwa lalu lintas dapat dipahami sebagai urat nadi kehidupan, sebagai cermin budaya bangsa dan cermin tingkat modernitas. Patuh dalam berlalu lintas, lanjutnya memang sering diabaikan bahkan dianggap tidak penting. Hal itu dapat ditunjukkan dari kesadaran pengguna lalu lintas, baik pejalan kaki pengendara kendaraan bermotor, maupun pengguna jalan lainnya yang masih rendah.
“Sampai saat ini Polri khususnya lalu lintas terus berupaya melaksanakan program prioritas Kapolri yang disebut presisi (prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan,” kata Andiko Wicaksono.
Andiko wicaksono menambahkan, ada 7 (tujuh ) jenis pelanggaran yang dijadikan sasaran prioritas pada operasi patuh 2022 yaitu pelanggaran yang dapat menyebabkan terjadinya fatalitas korban berat (meninggal dunia dan luka berat) pada kecelakaan lalulintas adalah, pengemudi atau pengendara ranmor yang menggunakan ponsel saat berkendara, pengemudi atau pengendara yang masih dibawah umur, pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang, pengemudi ranmor yang tidak menggunakan sabuk pengaman dan pengendara yang tidak menggunakan helm standar, pengemudi atau pengendara ranmor dalam pengaruh atau mengkonsumsi minuman berlkohol, pengemudi atau pengendara melawan arus, pengemudi atau pengendara melebihi batas ranmor yang kecepatan.
“Selain tindakan teguran, juga dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi secara masif dan simultan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang disiplin dalam berlalu lintas, serta melakukan sosialis penerapan protokol kesehatan karena sampai saat ini covid-19 masih ada. diharapkan operasi patuh tahun ini dapat menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan blackspot, trouble spot serta dapat meminimalisir fatalitas korban laka lantas,” tutup Andiko. (*)