Parepare, Sulsel – Wali Kota Parepare, Taufan Pawe meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD Andi Makkasau Parepare untuk menginformasikan kepada publik tentang gejala serta upaya mengantisipasi penyakit Cacar Monyet.
Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Meskipun belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia, Wali Kota Parepare dua periode itu tetap mengimbau untuk tetap waspada dengan penularannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tetap waspada. Dinkes dan jajaran RSUD Andi Makkasau Parepare segera memberikan edukasi kepada masyarakat tentang gejala hingga bagaimana mengatasi cacar monyet ini,” ucap Taufan. Rabu, 25/5/2022.
Informasi yang dihimpun bahwa cacar monyet merupakan penyakit yang dapat menular dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi.
“Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan. Bahkan kabarnya bisa melalui udara,” ungkap Taufan.
Diketahui gejala awal cacar monyet adalah demam, letih/lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot. Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox.
Pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan
Gejala awal cacar monyet dapat berlangsung selama 1–3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai.
Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit.
“Jaga pola hidup sehat dan jika terjadi gejala, segera ke tempat fasilitas kesehatan untuk diberikan tindakan medis. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini, aamiin,” harap Ketua DPD I Golkar Sulsel ini. (*)