SIDRAP,Beritasulsel.com – Budaya mendirikan rumah atau ‘mappatettong bola’ memang sudah sangat jarang ditemukan. Apalagi dengan kemajuan teknologi dan hadirnya bangunan rumah yang lebih modern atau dalam suku bugis disebut ‘bola batu’.
Meski demikian, sebagian warga Sidenreng Rappang (Sidrap) masih mendirikan rumah kayu. Tradisi mappatettong bola ini juga masih terjaga di sejumlah wilayah di Sidrap.
Warga bergotong royong untuk mengangkat kayu tiang yang sudah siap saling tancap. Agar rumah kayu tersebut terpasang rapi sesuai skemanya, maka tiang rumah tradisional Bugis ini harus diangkat bersamaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sinilah warga harus bergotong royong dalam satu komando. Sehingga tiang rumah berdiri secara sempurna. Seperti yang baru ini dilakukan warga Tanrutedong, Kecamatan Duapitue, Sidrap, Jumat 7 Juli 2018.
Tokoh Masyarakat Tanrutedong, Suardi Galung, yang ikut di acara itu mengaku bangga dengan terjaganya tradisi ini. Dia berharap ke depan, nilai kearifan lokal seperti ini dapat terjaga.
“Nilai nilai budaya leluhur harus tetap dipertahankan dan dilestarikan pada setiap sendi sendi kehidupan sebagai anak bangsa. Salah satunya mappatettong bola ini,”katanya.
Dia juga berharap tradisi seperti ini bisa diramu untuk dijadikan acara tahunan pariwisata pemerintah. “Bukan tidak mungkin kegiatan seperti ini bisa menjadi acara tahunan pemkab ke depannya. Apalagi sesuai dengan cita-cita bupati terpilih Dollah Mando untuk membangkitkan kearifan lokal di Sidrap,’ tutupnya seperti dilansir dari beritasidrap.com.