Takalar, Sulsel – Sebab kematian warga Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulaiman Daeng Tika (50) usai disuntik Vaksin Sinovac masih menjadi tanda tanya.
Paling tidak, butuh waktu 7 hari bagi tim investigasi untuk mengetahui hubungan kematian Sulaiman dengan Vaksin Sinovac yang disuntikan. Hasil investigasi itu juga nantinya akan diserahkan ke Pusat.
“Kesimpulan maksimal 7 hari dari hari pertama investigasi, semoga segera hasilnya (keluar). Selanjutnya nanti akan ada audit bersama dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Pusat,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel dr Nurul AR dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (26/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nurul juga membantah isu beredar yang menyebut jika Vaksin Sinovac yang disuntukan ke Sulaiman telah kadaluarsa. Pihaknya justru menduga Sulaiman meninggal karena ada kaitannya dengan penyakit bawaan atau komorbid.
“Expired multidose-nya masih lama. Semua kemungkinan bisa (komorbid), ada hubungan atau tidak dengan vaksin kita tunggu laporan hasil investigasi tim independen,” kata Nurul.
Seperti dilansir CNN Indonesia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan Nurul AR mengungkapkan pihaknya memonitor dan mengaudit kasus warga Takalar, Sulaiman Daeng Tika (50), yang meninggal dunia usai sepekan menerima vaksin Corona.
“Sudah, dimonitor. Kami sudah terima, otomatis itu kalau ada laporan seperti itu,” ujarnya, dikutip dari detik.com, Selasa (23/3).
Sejak awal, lanjut dia, tim independen dibentuk terkait kasus itu. Tim tersebut saat ini telah melakukan audit atas peristiwa yang dialami Sulaiman. Nurul juga menyebut Tim Independen segera memberi laporan mengenai kasus Sulaiman tersebut.
“Jadi nanti itu ada tim independen kami dari tim ahli yang memang sudah sesuai SK-nya itu, jadi nanti mereka yang akan audit,” jelas Nurul.
Sebelumnya, Sulaiman, warga Kabupaten Takalar, Sulsel, mengalami demam dan sesak napas tak lama setelah disuntik vaksin Covid-19. Keadaan Sulaiman tersebut tak kunjung membaik hingga dinyatakan meninggal dunia, Senin (22/3) kemarin.
Putra ketiga Sulaiman, Mahmud (20), mengatakan ayahnya menjalani vaksinasi periode pertama di kantornya di PLN Gardu Induk Daya, Makassar, Senin (15/3). Sulaiman memang karyawan outsourcing PLN.
Dua hari sejak divaksinasi, Rabu (17/3), Sulaiman mengalami demam dan merasa ngilu di seluruh badan hingga mengalami sesak napas.
“Kalau sesak napas setelah dua hari setelah divaksin. Kalau demamnya kadang panasnya turun, malamnya naik lagi,” ujar Mahmud.
Sejak itu, katanya, demam dan sesak napas ayahnya tak pernah berhenti. Sang ayah kemudian minta izin tak masuk kerja pada hari keempat pasca-vaksinasi.
Meski sudah mencoba beristirahat untuk memulihkan kondisi kesehatannya, kondisi Sulaiman tak kunjung membaik. Pada Minggu (21/3) malam, Sulaiman disebut terus demam, sesak napas, bahkan tak bisa tidur.
“Malam itu dia cuma mondar-mandir, kadang duduk juga. Kayak orang gelisah. Sampai pagi begitu,” ujar Mahmud.
Pada Senin (22/3) pagi, karena tak tahan dengan kondisinya, Sulaiman memilih pergi berendam di pantai berjarak sekitar 30 meter dari rumahnya dengan maksud agar suhu badannya membaik. Hal itu urung terjadi. Kondisi Sulaiman semakin lemas hingga harus dievakuasi warga kembali ke rumahnya.
“Cukup lama di rumah, Bapak sempat mandi, baru dibawa ke puskesmas,” katanya.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, Sulaiman dirujuk dari puskesmas ke salah satu rumah sakit di Makassar. Namun, saat di rumah sakit, Sulaiman dinyatakan meninggal dunia.
Menurut Mahmud, ayahnya selama ini tidak pernah mengeluhkan rasa sakit seperti saat setelah menjalani vaksin. Dia juga menyebut ayahnya tak punya riwayat penyakit kronis.
“Selama ini Bapak sehat, tidak pernah ada gejala-gejala kayak kemarin, tidak ada juga penyakitnya,” kata Mahmud.(dtk/cnn/prd)