Makassar, Sulsel – Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe kembali mengantar Kota Parepare meraih dua penghargaan dalam sehari.
Penghargaan pertama dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI atas keberhasilan Parepare masuk dalam 500 Besar Desa Wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Dan penghargaan kedua dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Award Sulsel 2022, yakni TV Peduli Parepare meraih penghargaan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penghargaan diterima Taufan Pawe di acara
MuloFest #4 bersaman KPID Award 2022 di Gedung Mulo, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Penghargaan ADWI diberikan karena Kawasan Wisata Lumpue Kota Parepare berhasil masuk 500 Besar Desa Wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
“Alhamdulilah, dapat penghargaan dari Menteri Pariwisata. Ini sangat membanggakan bagi kami masyarakat Kota Parepare,” kata Wali Kota Parepare, Taufan Pawe (TP).
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel itu mengemukakan, kepariwisataan merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu pendongkrak perekonomian masyarakat.
“Ini sejalan dengan visi misi kami membangun kota industri tanpa cerobong asap. Sehingga sektor pariwisata salah satu andalan kami dalam mendongkrak perekonomian masyarakat,” ungkap Taufan Pawe.
Plt Kepala Dinas Kominfo Parepare, HM Iskandar Nusu turut hadir menerima penghargaan KPID Award 2022 untuk TV Peduli Parepare sebagai LPPL terbaik di Gedung Mulo Makassar.
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S Uno mengatakan, pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, sebanyak 3.419 Desa Wisata yang terjaring dari 70.000 desa di 34 Provinsi di Indonesia.
“Rangkaian kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 sudah melalui beragam tahap kurasi berdasarkan penilaian dewan juri terhadap tujuh kategori penilaian, klasifikasi desa wisata, dan kelengkapan data melalui website Jadesta,” terang Sandiaga.
Dia mengungkapkan, terdapat beberapa babak dan proses kurasi untuk perlombaan ini, mulai dari 500 besar, 300 besar, kemudian dikerucutkan kembali menjadi 100 besar, dan akhirnya 50 besar Desa Wisata.
“Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya Desa Wisata ini mencapai 30 persen. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pemulihan ekonomi, Desa Wisata menjadi pilihan,” tandas Sandiaga. (*)