Sinjai – Pasca kaburnya seorang narapidana kasus curanmor dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel), pengawasan ekstra ketat kini diberlakukan di lingkungan rutan.
Namun, langkah ini justru memicu kritik tajam dari sejumlah kalangan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Teuku Umar Sinjai, Riska Fahira, menyebut bahwa pengawasan ketat seharusnya bukan dilakukan setelah insiden terjadi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menilai kinerja Kepala Rutan Sinjai, Darmansyah, bobrok dan tak becus dalam menjalankan tugas.
“Baru setelah napi kabur, pengawasan diperketat. Seharusnya dari awal, sistem pengamanan dijalankan dengan ketat dan konsisten. Kalau baru sekarang sibuk perketat, artinya selama ini pengawasan lemah. Kami menilai Karutan tidak kompeten dan harus segera dicopot dari jabatannya,” tegas Riska, Kamis (3/7/2025) kepada beritasulsel.com.
Ia mendesak agar Kementerian Hukum dan HAM segera mengambil langkah tegas.
“Tidak ada alasan. Pokoknya Karutan harus hengkang dari Sinjai,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, napi bernama Anas melarikan diri dari sel tahanan dengan menjebol plafon saat petugas lengah.
Ia merupakan tahanan kasus pencurian dan penadahan. Hingga kini, pencarian terhadap Anas masih berlangsung dan pihak Rutan berjanji akan mengevaluasi sistem keamanan secara menyeluruh. (NZ/***)