Makassar, Sulsel – Pemerintah Kota Parepare menggelar dialog akhir tahun di Novotel, Makassar. Selasa, 15/12/2020.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para konsultan hukum, penasihat, dan tenaga ahli Pemkot Parepare serta seluruh jajaran Pemkot Parepare dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dalam sambutannya, Walikota Parepare, HM Taufan Pawe mengulas sejumlah capaian Parepare sepanjang tahun 2020. Termasuk adanya reward Dana Insentif Daerah (DID) dari pemerintah pusat yang nilainya sangat besar, yaitu Rp55 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal yang paling menonjol pada capaian kami sehingga mendapatkan penghargaan yakni masuk sebagai kepala daerah inovatif. Pada perlombaan itu, sebanyak 3.910 proposal yang masuk. Pada saat keluar 99 Top Inovasi, Parepare masuk. Pada Top 45, Parepare masih ada. Tak sampai di situ, Parepare masuk lagi nominasi 12 Top Inovasi yang diperlombakan ke tingkat dunia. Itulah reward yang paling tinggi,” ucap Taufan Pawe.
Taufan Pawe mengemukakan, dirinya masuk sebagai Top Kepala Daerah Inovatif karena program Berdaya Srikandi Oleh Srikandi di bawah naungan Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (PKP) Parepare.
Inovasi ini lahir karena di Parepare terdapat 22 kelurahan, dan 11 di antaranya merupakan wilayah pesisir. Dari sana, Taufan terinspirasi memberdayakan warga pesisir terkait memenuhi hak-hak dasarnya dalam meningkatkan perekonomiannya.
“Jadi saya mulai berdayakan sarjana-sarjana muda kaum wanita pada masyarakat pesisir. Saya juga tidak mau melihat, istri-istri nelayan hanya tahu cari-cari kutu. Saya mau istrinya diberdayakan sehingga lahirlah ekonomi kreatif. Jadi jika tangkapan ikan suaminya tidak laku bisa dibuatkan abon dan dijual kembali,” ungkap Wali Kota penginisiasi Teori Telapak Kaki yang sudah mendapat pengakuan Institut Bank Indonesia (BI) ini.
Dalam dialog itu pula, Taufan menyinggung soal penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat. Karena itu, Taufan mengingatkan seluruh jajarannya agar tidak lengah dan tetap memperketat protokol kesehatan.
“Saya ingatkan 4 camat dan 22 lurah, kalau masih ada warga kedapatan menggelar hajatan di rumah, saya akan copot. Hajatan tetap harus di dalam gendung, karena itu terkontrol. Ada petugas kesehatan yang bakal mengontrol penerapan protokol kesehatan,” tandas Taufan. (*)